CakNun.com

Jannatul Maiyah dan Modalitas Spiritual

Achmad Saifullah Syahid
Waktu baca ± 2 menit
Foto: Adin (Dok. Progress)

Masih ingat istilah “Jannatul Maiyah” atau “Kebun Maiyah”? Ini istilah kerap diucapkan teman-teman jamaah untuk menggambarkan situasi Sinau Bareng hingga ketulusan menjalin paseduluran. Apa sesuatu “yang lain” dan dapat dipetik dari Jannatul Maiyah? Apakah ia sekadar istilah yang diucapkan secara spontan? Ataukah Jannatul Maiyah memiliki “fakta tersembunyi” yang esensinya justru menunjukkan “DNA Maiyah” itu sendiri?

Sekarang, mari kita membayangkan kebun yang dipenuhi aneka pohon dan tanaman. Kita berjalan memasuki kebun itu. Di sana kita menjumpai seorang kawan sedang menyemai bibit tanaman. Teman yang lain sedang mencatat jenis-jenis tanaman untuk kebutuhan risetnya. Tidak jauh dari lokasi itu, kita menyaksikan seorang kawan melukis bunga-bunga yang mekar. Dan di tepi kolam kawan yang lain tampak menulis bait-bait puisi. Di bawah pohon yang rindang beberapa kawan berteduh sambil ngobrol santai.

Setiap aktivitas yang dikerjakan teman-teman itu, adakah yang tidak terhubung dengan Tuhan? Inilah yang disebut “modalitas spiritual” — cara-cara berbeda yang digunakan manusia untuk terhubung dengan Yang Transenden. Setiap orang kita jumpai memiliki caranya sendiri, menggunakan modalitasnya sendiri, untuk mengalami dan mengekspresikan keterhubungannya dengan Tuhan.

Modalitas spiritual bisa diibaratkan sebagai bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Seperti halnya ada banyak bahasa di dunia, ada pula banyak modalitas spiritual. Beberapa orang merasa lebih nyaman dengan doa formal, sementara yang lain menemukan kedekatan dengan Tuhan melalui pelayanan kepada sesama. Ada yang merasakan kehadiran Ilahi melalui keheningan sujud di tengah malam sunyi, sementara yang lain melalui gerakan dan tarian suci.

Saat kita terus berjalan menyusur kebun, kita melihat sekelompok anak-anak muda sedang berlatih teater. Sebagian yang lain sedang ”bercengkerama” dengan kupu-kupu. Perjumpaan ini mengingatkan kita bahwa modalitas spiritual juga bisa berupa ekspresi kreatif: seni, musik, tarian, atau bahkan cara kita memasak sarapan pagi dengan penuh cinta.

Tidak hanya itu, di area kebun kita juga menjumpai sekelompok orang yang sedang berdiskusi dengan serius tentang problematika hidup. Kegiatan ini menunjukkan modalitas intelektual: menemukan Tuhan melalui pembelajaran dan pemahaman.

Saat hari mulai gelap, lampu-lampu di kebun menyala, menciptakan suasana yang magis. Kita melihat orang-orang yang tadi kita jumpai, berkumpul dalam lingkaran, bergandengan tangan dan berbagi cerita pengalaman (spiritual) mereka. Modalitas spiritual juga bisa hadir secara komunal — sebagaimana setiap malam bulan purnama kita duduk melingkar di Pengajian Padhangmbulan — menemukan pemaknaan-pemaknaan melalui hubungan dengan sesama dan Tuhan.

Ketika kita akhirnya duduk di bangku, merenungkan semua pengalaman itu, kita menyadari bahwa setiap orang di kebun memiliki jalan uniknya sendiri. Namun, meskipun jalur mereka berbeda, tujuan mereka sama, yaitu selalu terhubung dengan Yang Maha, yang lebih besar dari diri mereka sendiri.

Modalitas spiritual merupakan bentuk wasilah bahwa tidak ada satu cara yang “benar” atau “salah” untuk mengalami makna spiritual. Setiap jiwa memiliki resonansi uniknya sendiri, dan apa yang bekerja untuk satu orang mungkin tidak cocok untuk yang lain. Yang penting adalah kejujuran dan ketulusan dalam pencarian.

Saat kita bersiap meninggalkan kebun, kita menyadari bahwa modalitas spiritual kita sendiri mungkin adalah kombinasi dari berbagai pengalaman yang telah kita saksikan hari ini. Dan itu tidak apa-apa alias sah-sah saja. Karena pada akhirnya, modalitas spiritual adalah tentang menemukan cara yang paling autentik dari inti terdalam kesadaran kita untuk tetap terhubung dengan yang Ahad.

Kita melangkah keluar dari taman dengan hati yang lebih terbuka, menghargai keberagaman jalan spiritual, sambil terus mencari dan mengembangkan modalitas yang paling sesuai dengan jiwa kita sendiri.[]

Jombang, 07 Nopember 2024

Lainnya

Topik