Tawashshulan, Mbah Nun, dan Velg Mobil
Kemarin kami tawashshulan agak khusyuk. Dan sedikit tegang. Saya bersebelahan dengan Dokter Eddot dan Mas Helmi. Sebelum Tawashshulan dimulai, saya ngobrol tentang politik, Pilpres, Jeng Iriana, sikap Mbah Nun di situasi ini, juga ngobrol tentang Velg mobil Pangeran Ban Bantul.
Tegang karena beberapa hal. Satu, yang hadir tidak lengkap. Mas Islamiyanto dan Mas Yoyok mendadak pamit. Pasukan tidak lengkap ini, batin saya. Tapi bismillah ayo tetap dijalankan upacaranya.
Ketegangan kedua adalah ada Mbah Nun ikut di depan kami semua. Kami semua semacam menghadapi ujian nasional. Duh. Deg-degan. Pasti dalam hatinya, beliau bertanya-tanya, “Piye iki arek-arek wis lancar ora tawashshulannya…”
“Tambah fasih opo ora…”
“Helmi Imam opo wis hapal luar dalam…”
dan lain lain.
Tawashshulan berlangsung lancar walau gratul-gratul. Tampaknya Imam Fatawi ada tegangnya juga. Faqih tidak seperti biasanya. KiaiKanjeng apalagi, terbangnya gak maksimal. Serasa lama sekali. Mau terbang ke langit tidak bisa. Kena mendung dan petir diri sendiri.
Doa terakhir bikin kaget dan antusias. Ini doa tidak seperti biasanya, disiapkan secara khusus yang dibacakan Mas Helmi:
Bismillahir rohmanir rohim 3x
Bismillahi tahashshona billah bismillahi tawakkalna ‘alallahi 3x
Bismillahi amanna billahi wa man yu’min billahi la khoufun ‘alaihi 3x
Subhanallahi ‘azzallahi subhanallahi jallallahi 3x
Subhanallahi wa bihamdihi subhanallahil ‘adhim 3x
Subhanallahi walhamdu lillahi wa la ilaha illallah wallahu akbar 4x
Ya lathifan bikholqihi ya ‘aIiman bikholqihi ya khobiron bikholqihi ulthuf bina ya lathif ya ‘alim ya khobir 3x
Innas-sam’a wal bashoro wal fuada kullu ula-ika kana ‘anhu mas-ula 3x
Selesai asroqolan — Mbah Nun meminta kami semua salaman. Kami bergegas lari mendekat. Mencium tangannya dengan antusias. Waktu salaman, saya omong, “Di rumah saja Mbah. Jangan keluar dulu. Cuaca Indonesia sedang tidak baik. Demokrasi sedang Tolol ini Mbah, melebihi Demokrasi Tolol ala Saridin lho Mbah….”
Yogyakarta, 23 November 2023