CakNun.com

Selalu Kerangka Kepentingan Rakyat

Tulisan ini diambil dari buku Ian L. Betts, Jalan Sunyi Emha, Penerbit Buku Kompas, Jakarta, 2006
Taufik Ismail
Waktu baca ± 1 menit
Jalan Sunyi Emha, Ian L. Betts, Penerbit Buku Kompas, 2006.
Jalan Sunyi Emha, Ian L. Betts, Penerbit Buku Kompas, 2006.

Saya sangat kagum dan respek dengan produktivitas pemikirannya yang tampak dari begitu banyak puisi dan juga buku-bukunya.

Pemikirannya selalu dalam kerangka kepentingan rakyat. Pemihakannya pada wong cilik menempatkan dia pada posisi selalu diawasi. Apalagi ketika Soeharto masih berkuasa. Tapi semakin diawasi dan ditekan, semakin produktif, karyanya banyak dan bermutu.

Tidak semua seniman, budayawan, dan penyair memiliki kemampuan seperti dia. Mungkin dia memiliki karunia khusus dari Allah.

Kelebihannya, dia adalah intelektual yang independen dan tidak terjebak dalam politik kekuasaan. Konsistensi sikapnya hingga kini tetap dipertahankan. Artinya, dia tetap mengambil sikap oposan dalam situasi politik apa pun.

Taufik Ismail, Penyair.

Lainnya

Liberalisasi Pendidikan Alam

Liberalisasi Pendidikan Alam

Sebagai suatu institusi, Ainun jauh lebih berarti dibanding ribuan bahkan laksaan lulusan dunia sekolahan. Dengan berandai-andai, kalau Ainun tidak berhenti sekolah, apakah yang terjadi?

Ashadi Siregar
Bang Hadi
N. Riantiarno
N. Riantiarno

EMHA

EMHA
Guk Nun, Cak Nun, Mbah Nun

Guk Nun, Cak Nun, Mbah Nun

Di Lapangan terbuka Moloku Kie Raha, Ternate, Maluku Utara, Oktober 2011, Kesultanan Ternate, Sultan Mudaffar Sjah memberi gelar kehormatan Mbah Nun dengan gelar Ngai Ma Dodera — pohon rindang tempat burung-burung.

Munzir Madjid
Munzir Madjid

Topik