Sajak Pohon di Udara
Karena matahari tak pernah tua, maka harapan
selalu menyala, tetapi karena hasrat tak
pernah ada batasnya: matahari bisa berarti sebaliknya.
Bung! Ladang-ladang kita telah dikeringkan, pepohonan
ditebang, sawah-sawah diratakan,
sebab tak mengandung masa depan.
Kita sedang bergerak ke arah yang lain, kini
sedang dibuktikan filsafat baru tentang
makna bahagia; alam diolah dan disaring
bumi diguyur dengan air kimia.
Kita tanam biji-biji hari depan yang penuh cahaya.
Kita taburkan benih unggul: tumbuh menjadi tiang-tiang listrik,
kawat-kawat telepon,
papan-papan iklan, kaca ribbon dan joglo Spanyol.
Pohon-pohon hidup, pohon-pohon impor, meraung raung
dan gaduh di sepanjang jalan-jalan kota dan desa.
Kita bertanding nendang bola-bola besi, kita
bongkar onderdil kemanusiaan, kita copot otak,
ganti dengan konstruksi dan nomer-nomer baru
dari logam, kita rogoh hati kita, kita persembahkan
kepada lagu-lagu pop.
Bikin pot-pot raksasa berisi hotel-hotel dan
perzinaan, gedung-gedung dan korupsi,
kendaraan raksasa yang berat atas.
Kita bor minyak kita olah agar menguap ke udara, kita gali
segala makanan dan kemajuan dari usus-usus kerak bumi
sambil berdoa minta tambah rezeki
Matahari tak pernah tua dan bumi mau ambruk ke mana,
pijakan kita adalah kehampaan angkasa, biarkan pohon-pohon
kita melayang-layang di udara.
1982.