CakNun.com

Pohon Bailora

Sinau Bareng Mbah Nun dan KiaiKanjeng dalam rangka Hari Jadi ke-273 Kabupaten Blora, Alun-Alun Blora, Kamis, 29 Desember 2022
Emha Ainun Nadjib
Waktu baca ± 12 menit

Foto: Adin (Dok. Progress)

Jijit
Saya tidak hapal ayatnya. Tetapi selama hidup saya sudah selalu mewujudkan dan mempraktekkannya.

Mbah Geol
Putu-putuku mrene mau rak matur lan rembug bab arep nang Blora, Mbok wis kuwi wae diteruske, ben ngko ning Blora kowe kabeh iso manfaat lan bareng-bareng masyarakat Blora entuk berkahing Gusti Allah subhanahu wata’ala.

Buyut Irodat
Blora berasal dari kata BELOR yang berarti Lumpur, kemudian berkembang menjadi MBELORAN, yang akhirnya sampai sekarang lebih dikenal dengan nama BLORA.

Coba putu-putu teruskan lebih lanjut penjelasan Buyut.

Imam
Yang itu tadi Folklore, Yut. Berdasarkan cerita rakyat, gethok tular dan turun-temurun dari generasi ke generasi.

Islamiyanto
Secara etimologi Blora berasal dari kata WAI + LORAH. Wai berarti air, dan Lorah berarti jurang atau tanah rendah…. Dalam bahasa Jawa sering terjadi pergantian atau pertukaran huruf W dengan huruf B, tanpa menyebabkan perubahan arti kata.

Sehingga seiring dengan perkembangan zaman kata WAILORAH menjadi BAILORAH, dari BAILORAH menjadi BALORA dan kata BALORA akhirnya menjadi BLORA.

Imam
Jadi nama BLORA berarti tanah rendah berair, ini dekat sekali dengan pengertian tanah berlumpur.

Buyut Irodat
Wah jaan atiku mongkog. Putu-putuku iki panganane Sekolahan tenan.

Mbah Geol
Lho pancen putu-putu kabeh iki tak isuh tenan Sekolahe. Nganti tak dolke lemah lan sawah piro wae nggo mbiayai sekolahe putu-putu kuwi.

Wah jan gumun aku. Negara kita gemah ripah loh jinawi begini, seharusnya kan bisa tata tentrem kerta raharja. Makmur, kaya raya, sejahtera. Kok ya anak-anak Sekolah masih mbayar tho….

Buyut Irodat Tertawa
Wong Korea saja yang luasan sawahnya tidak seperseribu tanah-tanah sawah di Indonesia, bisa maju dan makmurnya kayak gitu.

Jijit
Maroko niko malah ming padang pasir. Kekayaan alamnya tidak ada sakkuku ireng dibanding Indonesia. Mboten gadah tambang-tambang melimpah seperti kita. Tapi Sekolah di sana gratis tis dari TK sampai Universitas. Malah sepakbolanya bisa masuk semifinal Piala Dunia.

Imam
Tapi apa mereka bisa nyanyi dangdut seperti saya, atau nge-rock seperti Doni?

Bisa masuk lagu Kiaikanjeng.

Jijit
Tapi kita ini penduduknya melimpah-limpah, alamnya subur, rakyatnya hebat-hebat, kok belum pernah Juara Asia saja. Yang sampai sekarang kita banggakan dalam urusan Sepakbola hanya pernah menahan kesebelasan Uni Sovyet 0-0 di tahun 1938. Padahal Arab Saudi saja bisa menang 2-1 lawan Argentina yang Juara Dunia.

Improvisasi menyangkut olahraga rakyat, mainan kanak-kanak, benthik, gobag sodor dll. bisa kiaikanjeng masuk dengan lagu dolanan.

Mbah Geol
Lho kok omongane do playon tekan ngendi-ngendi. Rembug kita ini temanya Blora.

Doni
Siyap, Mbah. Kami semua sudah beberapa hari ini nyicil berbagai bahan untuk Sinau Bareng dengan Pemkab dan masyarakat Blora.

Jijit
Saya ini malah sudah lama lho kagum kepada Blora.

Mbah Geol
Kagum apane Le?

Jijit
Gini Mbah. Sejak dulu Blora itu aslinya mandiri. Di jaman Majapahit, menjadi bagian dari Majapahit. Di jaman Demak, menjadi bawahan dari Kesultanan Demak. Sampai ke jaman Pajang, Mataram hingga NKRI sekarang ini, Blora tetap hanya menjadi bagian dan bawahan. Tetapi posisi itu tidak membuat Blora menjadi rendah diri. Blora membuktikan bahwa ia mandiri, mampu tegak dan membangun dirinya sendiri. Dan sekarang ini kita diundang dalam rangka “Sesarengan Mbangun Blora Berkelanjutan”.

Imam
Blora selalu sadar untuk mempertahankan dirinya sejajar dengan Kabupaten-Kabupaten lain. Tidak punya nafsu untuk unggul-unggulan, tapi juga tidak mau ketinggalan. Blora semakin sadar atas posisinya dalam kehidupan. Blora selalu wutuh dan seimbang. Membangun wilayah-wilayah fisik maupun rohaniahnya.

Buyut Irodat
Mulo tak kirimi kado ayat Allah yang tadi dibaca oleh putu Islamiyanto.

Islamiyanto
Inggih, Yut, Matsalan kalimatan thoyyibatan kolo wau.

Buyut Irodat
Coba perhatekke. Sakdurunge tembung kalimah thoyyibah, rak ono dhoroballahu matsalan. Matsal. Jamake amtsal.

Matsal itu perumpamaan, sanepan. Gambaran. Idiom. Kalimah thayyibah adalah idiom atau sanepan atau perumpamaan yang menggambarkan seluruh kehidupan ini. Apa saja, ya kepribadian manusia, keluarga, masyarakat, Negara dan Pemerintahan. Semua itu pilihannya hanya ada dua. Mau jadi kalimah thoyyibah atau kalimah khobitsah alias Kalimah Sayyi`ah.

Manusia, Rakyat, Masyarakat dan Pemerintah mau menjadi gambaran yang baik dan indah, ataukah buruk dan jorok.

Islamiyanto
Blora itu insyallah Kalimah Thoyyibah, Buyut Irodat.

Imam
Didefinisikan oleh Allah sendiri dalam ayat yang dibaca oleh Kangmas Islami tadi.

Islamiyanto

أَلَمۡ تَرَ كَيۡفَ ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلٗا كَلِمَةٗ طَيِّبَةٗ كَشَجَرَةٖ طَيِّبَةٍ أَصۡلُهَا ثَابِتٞ وَفَرۡعُهَا فِي ٱلسَّمَآءِ

Imam
Wilayah kehidupan masyarakat yang thoyyibah, Kabupaten Blora yang baik dan indah — itu bagaikan pohon yang baik dan indah, yang daun-daunnya memenuhi angkasa dan merambah langit. Artinya kehidupan Blora itu manfaatnya luas untuk rakyatnya sendiri maupun untuk masyarakat mana saja di sekitarnya. Pohon dan kayu-kayu jatinya bermanfaat bagi seluruh Nusantara.

Islamiyanto
Wa atsluha tsabit. Akarnya menghunjam ke bumi. Kesadarannya mendasar dan jauh ke asal-usul sejarahnya. Hari jadinya saja ke 273. Bandingkan dengan Indonesia yang baru 77 tahun. Blora itu ibaratnya Sesepuh, Indonesia itu baru ABG.

Mbah Geol tertawa terkekeh-kekeh.

Imam
Wonten nopo Mbah kok ngguyu kekel.

Mbah Geol
Kuwi mau adimu Islami ngendiko apik tenan.

Islamiyanto
Sing pundi Mbah?

Mbah Geol
Blora Sesepuh, Indonesia ABG.

Tertawa lagi.

Mulane Indonesia ki isih sok kemlinthi, keminter, gemedhe. Padahal dibanding Blora, Indonesia kuwi bocah wingi sore

Tertawa lagi.

Islamiyanto
Tapi saya tidak mentertawakan Indonesia lho Mbah. Saya hanya ndunungke kasunyatan umurnya saja.

Mbah Geol
Aku yo ora nggeguyu, kok. Aku ming ngguyu. Ora nyejo nganti kekel….

Lainnya

Syukur Aku Manusia (Jepara)

Syukur Aku Manusia (Jepara)

Jepara Sinau Bareng. Belum tentu daerah lain penduduknya nglumpuk Sinau Syukur. Apalagi Jakarta, hampir mustahil bikin Sinau Bareng seperti Jepara.

Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib
Perahu Retak (16/17)

Perahu Retak (16/17)

Mataram dan agama baru yang dipeluknya sedang diuji. Apakah mereka akan melangsungkan perkawinan dan bekerjasama yang seimbang dan adil, ataukah akan saling menjadi musuh di belakang kegelapan masing-masing.

Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib

Topik