Malam Minggu Berkenduri Cinta Bersama Letto
Kenduri Cinta malam ini semarak. Letto full team hadir di Taman Ismail Marzuki, menyapa jamaah Maiyah di Jakarta. Sudah cukup lama Letto tidak nyambangi Kenduri Cinta dengan komposisi lengkap. Februari lalu, tidak full band seperti malam ini.
Meskipun hadir dengan konsep akustik, sama sekali tidak mengurangi kegembiraan yang terbingkai mesra. Nomor-nomor andalan Letto seperti Permintaan Hati, Ruang Rindu, Fatwa Hati dan Layang-Layang dibawakan dengan apik.
Ba’da Isya’, forum Kenduri Cinta dimulai dengan nderes Ar-Rahman dan beberapa wirid Maiyah dan bermunajat untuk kesehatan Mbah Nun.
Di sesi Mukadimah, teman-teman Kenduri Cinta mengulas tema “Berlaksa Cahaya”. Baru dimulai di sesi awal saja, diskusi yang terbangun sudah sangat menarik. Bagaimana sudut pandang mengenai cahaya, kenapa kita membutuhkan cahaya, apa itu manifestasi cahaya dalam kehidupan kita.
Salah satu yang dibahas di sesi awal adalah cahaya “Lautan Jilbab” yang merupakan salah satu masterpice Mbah Nun sebagai sebuah manifestasi gerakan politik identitas. Ronny K. Pratama, penulis rubrik Akademika di caknun.com mengulas bagaimana “Lautan Jilbab” sebagai sebuah fenomena di akhir medio 80-an, yang juga menjadi bukti otentik seorang Emha Ainun Nadjib dalam mengaplikasikan “Budaya Tanding” di Indonesia.
Saat ini, forum masih terus berlangsung. Diskusi yang sangat menarik, dari berbagai sudut pandang. Lebih lengkapnya, akan dikabarkan pada reportase #KCAgustus.