CakNun.com
1975

Kelembutan Mati

Dihimpun dari buku Sesobek Buku Harian Indonesia. Puisi ini dibacakan oleh Joko Kamto dalam acara perdana SastraEmha di 18 Maret 2023
Emha Ainun Nadjib
Waktu baca ± 1 menit

Kamu yang menangis pasti kutampar mukamu
Kamu yang melelehkan peluh mata di hadapan dunia yang bengis
Awas kurobek keningmu!

Kelembutan sudah mati, kamu tahu!
Kelembutan sudah lama mati dan dunia begitu renta
Karena engkau tak pernah peduli

Cepat terjun ke air panas dendam yang mendidih
Matamu musti membelalak liar dan harus menyimpan
Gelombang dan kekejaman

Marah besar
Dada menggelegak hingga sukma terbakar
Sesudah itu baru kematianmu luhur

Burung-burung yang bernyanyi bungkam mulutnya
Batumu jangan leleh oleh terik matahari atau bisik angin
Dan bunuh suara-suara yang mengajakmu terharu

Hanya perawan boleh berharap pada keterharuan
Karena ia belum kenal gelombang lautan
Karena tak membunuh diri dengan perlawanan

Kelembutan mati — kamu tahu!
Kelembutan sudah lama mati dan dunia begitu renta
Karena Engkau tak pernah peduli

Kamu yang menangis pasti kulukai mukamu
Kamu yang tak jadi batu dan menyangka bisa ketemu
Awas kukoyak kenanganmu!

Lainnya

Tempayan Agung

Tempayan Agung

Satu matahari hanya menyinari satu mili, tetapi jauh dari atas tempayan itu memancar cahaya yang lain, yang tak kutahu sumbernya tapi kupercaya pasti berasal dari lampu kecil di atas istanaNya

Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib

40

40
Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib

36

36
Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib

68

68
58

58

Tuhanku
sungguh amat berbahaya
permainan-Mu ini!
tak sabar aku ingin memeluk-Mu
sementara cemas
sehabis ...

Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib

29

29

Topik