Kekasih, Dengar, Dengar
Kekasih, dengar, dengar cemasku, sehabis puas mencapai, sehabis makan minum hari, sehabis senggama nyeri, sehabis mengaji, selalu tersisa sepi
Kekasih, beribu tahun meringkus ruang, mengembarai waktu, menguntiti ilmu, bersujud gemetar, memanggang diri di sepenuh rahasia
Selalu, kekasih, selalu saja akhirnya tersisa sepi di wilayah asing jiwaku, di tak terbatas semesta, sunyi hampa, menusuk-nusuk dari kedalaman sukma
Semacam derita yang kekal, derita yang kekal, kau pasang di urat-urat, sampai menggeletar, kau pendam di jantung, mengetuk, menghantam, menghunjam
Akan engkau jelaskankah sesekali, kekasih? Derita menghidupi kehidupan, derita yang senantiasa minta di sertakan, sunyi ucapan, gagu tindakan
Derita yang pendiam, bagai seonggok tubuh meringkuk di pojok sepi kamar batinku, derita menatapku tanpa berkedip, selamanya, kekasih, tanpa berkedip
1986