CakNun.com
Mukadimah Juguran Syafaat Juni 2022

Wasilah Pertemanan

Kita berada pada peradaban yang tidak menaruh perhatian serius kepada nilai-nilai. Kita itu tidak pernah bersungguh-sungguh kepada nilai-nilai”.

Mbah Nun

Andaipun hari ini diri kita tidak bisa membuat andil perubahan apa pun, juga tidak tercatat menjadi agen changemaker di mana pun, namun sekurang-kurangnya kita masih tetap melingkar Maiyahan dalam rangka menjadi diri yang lebih peka memperhatikan nilai-nilai.

Juguran Syafaat Juni 2022

Nilai-nilai itu lembut bahkan tak kasat mata. Selalu kalah oleh cara pandang kebendaan yang menjadi mainstream hari ini. Ketika seseorang tidak peka nilai, ia tidak punya variasi definisi lain terhadap misalnya kata “teman”, melainkan sebatas antonim dari kata “musuh”. Padahal seseorang yang mungkin amat jarang berjumpa, tetapi memiliki itikad berbuat baik yang sama bukankah radius pengertiannya lebih dekat dengan teman daripada disebut musuh? Semakin luas kita menyelami definisi, semakin luas spektrum pertemanan yang kita kerjakan.

Kita sudah amat pandai membuat kelompok, klub maupun geng pertemanan beraneka rupa ragam jenisnya. Tetapi kita masih jarang mengasah kepandaian untuk menghimpun sejumlah itikad-itikad baik hanya karena perbedaan pilihan cara di dalam menempuh dan mengerjakannya. Ibarat masing-masing kita menarik sebuah garis, tentu tidak semuanya lurus dan sejajar, pasti ada yang melenceng, tetapi kalau ke semuanya menuju pada sebuah itikad tujuan yang sama, bukankah kita bisa menghitung resultannya? Hasil penjumlahannya pasti akan lebih panjang ketimbang kita menarik garis sendiri-sendiri.

Bersama-sama kita akan menarik garis lebih ke depan lagi dari itikad baik yang sudah kita kerjakan sejak kurun waktu yang lalu dengan ber-Maiyah di Juguran Syafaat edisi ke-111 di Juni 2022 ini.

Lainnya

Pahlawan Cinta Kita Semua

Pahlawan Cinta Kita Semua

Siang hari ini, Selasa 8 September 2020, selepas dhuhur, jenazah Bunda Cammana diberangkatkan menuju pemakaman dengan terlebih dahulu disemayamkan di Masjid Limboro untuk prosesi shalat jenazah dan pidato pemberangkatan.

Karena situasi, Mbah Nun dan bapak-bapak KiaiKanjeng dan teman-teman jamaah Maiyah di luar Mandar belum memungkinkan hadir ta’ziyah di sana. Sebagai gantinya, tadi malam di Rumah Maiyah Mbah Nun, KiaiKanjeng, Kyai Muzammil, dan Progress melaksanakan shalat jenazah ghaib, yasinan, tahlilan, dan refleksi hikmah Bunda Cammana.

Sementara itu, teman-teman Mandar berbaik hati mengirimkan foto-foto situasi di Rumah Bunda Cammana. Tampak karangan bunga dari Mbah Nun sekeluarga dan KiaiKanjeng. Teman-teman Mandar juga memprint out ucapan doa dari Mbah Nun yang kami siarkan di web ini. Tampak pula warga masyarakat hadir dan bantu-membantu di rumah Bunda Cammana. Mas Aslam beberapa kali mem-video call kami agar kami bisa melihat secara dekat suasana di dalam rumah Bunda Cammana.

Selain Mbah Nun dan KiaiKanjeng di Jogja, teman-teman Maiyah nusantara di tempat masing-masing juga menghaturkan doa untuk Bunda Cammana.

Setelah prosesi di Masjid Limboro, keranda jenazah Bunda Cammana segera dibawa ke pemakaman. Tampak dari video yang kami terima, pergerakan masyarakat yang memikul keranda jenazah Bunda Cammana berjalan begitu cepat. Sepanjang jalan utama Limboro tersebut terlihat padat oleh orang-orang atau masyarakat yang mengantarkan jenazah Bunda Cammana ke pemakaman.

Debat Kusir

Debat Kusir

Apakah perdebatan itu perlu? Apakah pertukaran gagasan antara dua pihak namun masing- masing bersikeras mempertahankan gagasannya dibutuhkan oleh kehidupan?