CakNun.com

Tikungan Iblis (Bagian 4/5)

Pentas Kebahagiaan Dinasti
Yogyakarta, Indonesia, 2008-2009
Emha Ainun Nadjib
Waktu baca ± 10 menit

Keterangan:
Font hitam : Naskah Jakarta
Font Orange : Naskah Jogja
Font Biru : Alternatif dialog antar dua naskah
Font Merah : Edit

Lima
IBLIS DAN IZIN TUHAN

Jabarala
Para penduduk bumi itu memanggil-manggil nama kita

Hasarapala
Lumayan, Maula, mereka masih punya rasa takut kepada Iblis

Makahala
Memang lumayan untuk sangat sedikit orang itu
Sebab kebanyakan lainnya jangankan takut, ingatpun tidak kepada Iblis

Smarabhumi
Kenapa aku harus diingat
Dan kenapa pula aku harus ditakuti

Jabarala
Karena kaulah pemimpin mereka, Smarabhumi

Hasarapala
Idola mereka, panutan mereka, junjungan mereka

Smarabhumi
Kapan aku pernah minta dijunjung, dianut atau diidolakan

Makahala
Benar Smarabhumi, kau tak pernah minta apa-apa
Kau hanya meracuni mereka

Smarabhumi
Racun itu kesukaan mereka
Racun, tahayul, mitos, imej, label…

Hajarala
Smarabhumi, aku dan kami semua tidak memerlukan pendapatmu

Smarabhumi
Aku berbicara tidak untuk yang tidak memerlukan
Aku omong untuk yang memerlukan

Hasarapala
Kepandaianmu untuk berkelit juga tidak kami perlukan

Smarabhumi
Ada yang belum tahu, sehingga perlu tahu

Jabarala
Kami diciptakan untuk mengetahui, bukan untuk diketahui

Smarabhumi
Ketidaktahuan Makhluk Tapel di seluruh muka bumi membuat mereka semakin mencelakakan diri mereka sendiri

Makahala
Itu tujuanmu kan Smarabhumi, sehingga engkau krasan tinggal di bumi, menjadi hantu yang membayang-bayangi kehidupan Bangsa Tapel itu

Smarabhumi
Aku hanya membukakan wacana-wacana, tetapi aku bukan pengambil keputusan: para Tapel itu sendirilah yang berhak menentukan hidup mereka sendiri

Makahala
Halus sekali kata-katamu, lembut sekali bahasamu: … wacana-wacana…

Maksudmu engkau memperkenalkan kepada Bangsa Tapel wacana kejahatan, wacana keserakahan, wacana kecurangan, wacana khianat…

Smarabhumi
Aku mencoba menggiring mereka agar waspada terhadap benih keburukan yang ada di dalam diri mereka sendiri, tapi mereka malah menikmatinya

Jabarala
Kalau bukan kamu, siapa yang mengajari mereka menikmati kejahatan?

Smarabhumi
Maula Jabarala yang saya hormati, aku tahu bahwa engkau tahu yang sebenarnya aku lakukan atas Tapel-Tapel. Aku mempengaruhi mereka untuk bersikap jantan terhadap kejahatan, bukan kemunafikan terhadap kebaikan

Hasarapala
Apapun alasanmu, Smarabhumi, tapi andilmu sangat besar terhadap berkembangnya iri hati, dengki dan dendam di dalam diri Tapel-Tapel yang merusak bumi dan berbunuh-bunuhan di antara mereka

Smarabhumi

Tertawa terpingkal-pingkal

Abacadabra! Hanacaraka!
Itulah yang kusukai dari sikap kalian
Hatiku menggelegak, jiwaku membara bagai planet api
Setiap kali kalian mengajari manusia untuk mengkambing-hitamkan aku
Dan aku syukuri dengan penuh suka cita
Nasibku yang malang ini!

Tertawa dan berlari menghilang

Lainnya

Perahu Retak (2/17)

Perahu Retak (2/17)

Papan tanpa tulisan. Teratai tanpa telaga. Lampu menyala tanpa sumbu. Bernyanyi padahal bisu. Matahari bersinar malam hari.

Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib
Perahu Retak (1/17)

Perahu Retak (1/17)

Selera, dan keuntungan. Manusia tidak terutama berpikir baik atau buruk, melainkan enak atau tidak enak, menguntungkan atau tidak menguntungkan.

Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib

Topik