CakNun.com
Sebuah lakon tradisi

Perahu Retak (3/17)

Cermin perselisihan

Jawa - Islam

di awal Kerajaan Mataram
Naskah Drama Perahu Retak karya Emha Ainun Nadjib.

Tiga

(Syech Jangkung, Raden Mas, Kalong, Nimas Jambuwangi)

JANGKUNG : Cobalah tata gerakmu.

KALONG (Bangkit dan memulai gerak)

JANGKUNG : Tenteramkan inti roh. Pusat Jiwa.

JAMBUWANGI : Dia tampak sangat cemas, Guru.

JANGKUNG : Tapi lihatlah caranya bergerak. Betapa gagahnya.

KALONG : Terima kasih, Guru.

JANGKUNG : Jangan berterima kasih! Aku tidak percaya kepada kegagahan.

KALONG : Berkenankah Guru menjelaskan hal itu?

JANGKUNG : Kegagahan itu sebuah jalanan yang licin. Di sebelahnya ada sungai yang bernama kehinaan. Di sebelahnya lagi terdapat hutan belantara gelap yang berisi kebodohan.

KALONG : Maafkan aku, Guru.

JANGKUNG : Bisa kau gerakkan kerendahhatian, Kalong?

KALONG (Bergerak)

JANGKUNG : Kau pernah memanggul batu yang sebesar tubuhmu?

KALONG : Belum, Guru.

JANGKUNG : Pernah! Sangat pernah! Bahkan darahmu berisi gumpalan batu-batu, sehingga gerakan-gerakanmu tegang dan kaku …

JAMBUWANGI : Padahal silat adalah kekosongan dan ketentraman.

JANGKUNG : Persis.

JAMBUWANGI : Kakang Kalong ini otaknya cerdas, tapi saying tangannya masih bodoh. Hatinya bijaksana, tapi saying kakinya masih dungu.

KALONG : Aku tidak pernah putus asa berlatih dan berlatih…

JANGKUNG : Tapi gerakmu gerak batu. Itu membuat sasaranmu terluka. Kalau dalam keadaan begitu kau menyerang, badanmu sendiri yang akan terhantam. Itu bukan pendekar namanya. Si Sutawijaya akan tertawa!

KALONG (Berteriak mendengar nama itu)

JAMBUWANGI : Pendekar itu tidak terluka, Kangmas.

JANGKUNG : Dan tidak melukai

KALONG (Mengulangi gerak dengan lebih tertata)

JANGKUNG : Kalong, kenapa badan harus digerakkan?

KALONG : Karena alam memuai, Guru.

JANGKUNG : Kenapa kehidupan harus bergerak?

KALONG : Agar kematian tetap bernama kehidupan

JANGKUNG : Kenapa pukulan harus diredam?

KALONG : Karena kordrat pukulan ialah harus tidak ada.

JANGKUNG : Kenapa kakimu harus sanggup melakukan sapuan?

KALONG : Agar kejahatan kehilangan kuda-kuda.

JANGKUNG : Kenapa kekuatan harus bergerak melingkar?

KALONG : Karena segala kejadian harus dikelola menjadi perimbangan.

JANGKUNG : Kenapa pertahanan tak boleh membalikkan serangan?

KALONG : Karena hanya ada satu mata air segala kekuatan, dan hanya satu pula sumber ke mana segala kekuatan itu harus dikembalikan.

JANGKUNG : Jadi, apakah sesungguhnya yang kita perbincangkan?

KALONG : Kebenaran dan cinta.

JANGKUNG : Siapa gurumu dalam hal kebenaran?

KALONG : Musa.

JANGKUNG : Dan dalam hal cinta?

KALONG : Isa.

JANGKUNG : Dari genggaman siapa kebenaran lahir?

KALONG : Ibrahim.

JANGKUNG : Dari wajah siapa cinta memancar?

KALONG : Yusuf.

JANGKUNG : Siapa yang menyanyikannya dengan seruling?

KALONG : Daud.

JANGKUNG : Siapa yang menghiasinya dengan permata?

KALONG : Sulaiman.

JANGKUNG : Siapa yang mengawinkan kebenaran dengan cinta?

KALONG : Muhammad.

JANGKUNG : Di mana perkawinan itu berlangsung?

KALONG : Di perahu Nuh.

JANGKUNG : Siapa sajakah yang hadir dalam pesta itu?

KALONG : Angin dan matahari, logam dan cahaya, kayu dan alam semesta, dipimpin Harun dan Zakaria.

JANGKUNG : Siapakah wali mereka semua?

KALONG : Khidlir.

JANGKUNG : Kendaraan apa yang dipakai Khidlir untuk mengangkur mereka semua menuju kerajaan Tuhan?

KALONG : Nur Muhammad.

JANGKUNG : Khidlirkah yang menjadi sais kendaraan cahaya itu?

KALONG : Ya.

JANGKUNG : Siapakah Khidlir?

KALONG : Kekasih Allah, yang digenggamannya air membeku jadi batu, dan yang di genggamannya pula batu meleleh menjadi air.

JANGKUNG : Kenapa bukan Khidlir yang menumpas Fir’aun? Kenapa harus Musa dan Harun?

KALONG : Sebab kalau matahari lebih dekat sedikit saja ke bumi, seluruh kehidupan ini – batal.

(Jambuwangi dan Syech Jangkung bertepuk tangan)

JAMBUWANGI : Kakang Kalong ini memang bakatnya besar di bidang ilmu filosofi, Guru. Tapi itulah yang membuatnya kalah bersaing melawan lelaki lain ketika memperebutkan putri Banyumas. Saingannya itu punya aji-aji Gumbala Geni, sedang Kakang Kalong bermaksud mempersunting putri itu dengan mas-kawin yang berupa kebesaran jiwa dan kata-kata mutiara.

JANGKUNG : (Mendekat ke Kalong) Memang sangat gampang mengucapkan ilmu dengan untaian kata-kata. Tapi begitu ujung jarimu bergerak…

(Sebuah gerakan kecil yang mendadak, membuat Kalong jatuh terjerembab).

Lainnya

Perahu Retak (8/17)

Perahu Retak (8/17)

Terserah kalian penerus Malaikat atau Jin. Tapi semua di muka bumi ini ada aturannya. “Desa mawa cara, Negara mawa tata”.

Lautan Jilbab (2/3)

Lautan Jilbab (2/3)

Kreatifitas itu kan urusan manusia. Juga jilbab-jilbab itu. Kalau mereka kreatif, mereka bisa mencapai sorga. Kalau tidak, ya mampir neraka dulu. Sedangkan kita tak usah pusing: kita kan pengelola, kita kan panitia sorga dan neraka.