Mlaku Nemu
Watak diri menjadi hal yang paling mendasar yang mempengaruhi cara pandang seseorang. Cara untuk memandang kehidupan berikut dengan peruntungan dan masalah yang melekat di dalamnya. Seringkali seseorang telah berjalan jauh menjelajahi hamparan wawasan dan pemahaman, tetapi seseorang tersebut terjebak di dalam labirin pada wilayah wataknya sendiri.
Menghadapi masalah yang berulang dan terus berulang tanpa sanggup meloloskan diri dari labirin tersebut. Untuk menemukan cara pandang yang baru, perspektif yang mungkin sama sekali berbeda atas situasi yang sedang dihadapi. Sebab dunia sejatinya terdiri dari spektrum cara pandang yang begitu beragam. Begitu banyaknya, bahkan mungkin lebih banyak dari jumlah ragam jenis warna yang dikenal oleh manusia.
Mengenali watak diri sendiri adalah pe-er sepanjang hayat. Menyadari bahwa lebih luas kemungkinan berpikir di luar karakter atau watak diri adalah pe-er dengan bobot yang tak kalah. Tugas kita adalah sinau dan mengimplementasikan ilmu. Agar tidak hanya menjadi pemahaman yang jalan ditempat. Bahwa kemudian menemukan ilmu, pemahaman dan solusi-solusi baru, itu pemberian Tuhan semata-mata.
“Kalau memang jalannya, nanti akan dimudahkan-Nya. Kalau bukan jalannya, nanti akan ada saja tandanya, entah hambatan tertentu atau situasi yang dapat kita rasakan. Mlaku… nemu…”, Mas Jijit KiaiKanjeng.
Hidup memang selalu memiliki masalah, entah ringan ataupun berat, namun Tuhan selalu berbicara lewat siapapun yang tidak kita duga. Bersama-sama kita akan melingkar di Juguran Syafaat edisi ke-114.