Memaknai Duka Kanjuruhan
Jamaah Maiyah Malang Raya hendaknya dengan prinsip solidaritas dan jiwa pengayoman, mendampingi Aremania untuk memproses pendataan, penelitian, pandangan dan sikap atas Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022. Agar supaya tepat dan akurat melangkah ke masa depan.
Aremania berdaulat untuk merumuskan kesimpulannya sendiri yang obyektif, tegas dan bijaksana. Sebab masyarakat Aremania adalah korban utama peristiwa tsb. Kalau itu tragedi, Aremania mengukur seberapa parahnya. Kalau itu duka, Aremania menakar seberapa mendalamnya. Kalau itu kesalahan penataan keamanan atas budaya sepakbola, dirumuskan seberapa serius kegagalan “mawa tata”nya.
Aremania terus melangkah ke depan dengan kemandirian persepsinya, dengan keteguhan sikap, serta dengan kematangan kebijaksanaannya demi masa depan Aremania sendiri. Aremania tidak harus bergantung atau berharap pada persepsi dan penyikapan di luar dirinya, dalam menentukan takaran kwalitas pengalaman Kanjuruhannya. Aremania bangkit dari keadaannya dengan kedaulatan akal sehatnya sendiri, dengan konsep masa depannya sendiri, serta memastikan keteguhan dan kebijaksanaan.
Aremania tidak luntur kepribadiannya sebagai patriot sepakbola, sebagai pembangun kemanusiaan dan perawat kemasyarakatan melalui thariqat olahraga. Aremania adalah laboratorium pengkaderan nasionalisme dan kenegarawanan, dengan perspektif nilai yang merangkum nilai-nilai sejati kehidupan manusia dan masyarakat.
Jamaah Maiyah Malang Raya mendampingi Aremania untuk berproses menemukan langkah-langkah baru ke masa depan yang luasnya melampaui cakrawala. Dengan kesadaran baru, ketaguhan baru, dengan kematangan dan kebijaksanaan baru.
Wassalam
Mbah Nun
8 Oktober 2022.