CakNun.com

Ku Tak Bisa Jauh darimu, Mbah

Majelis Maiyah Dualapanan, Lampung 24 Januari 2022
Ridho Iqbal Firdaus
Waktu baca ± 5 menit
Dok. Maiyah Dualapanan

Keberkahan bagi kami ketika dikabarkan Mbah Nun dalam waktu dekat akan hadir menyambangi anak-cucunya yang ada di Lampung. Sedikit tidak percaya bahwa Senin malam 24 januari 2022 terjadwal Simbah hadir di tengah-tengah kami, di lokasi yang tiap bulan rutin setiap tanggal 28-nya kami mengulas, mendiskusikan, dan mentadabburi setiap nasihat Simbah dengan kapasitas kami masing-masing.

Setelah menyiapkan segala keperluan untuk sinau bareng baik dari lokas hingga jamuan untuk jamaah, dan lain sebagainya, sepertinya ada sesuatu yang kurang jika hanya itu saja yang dipersiapkan untuk menyambut simbah. Melalui bimbingan Pakde Mus disarankan untuk membuat buku kumpulan setiap mukadimah tema bulanan sejak awal pertama kali sinau bareng yang dilaksanakan tanggal 28 Maret 2019 sampai tema tertanggal 28 Januari 2022.

Tema tertanggal 28 Januari 2022 itu adalah “Nemuy Nyimah Mayah. Sebuah tema yang mengambarkan rasa bangga, bahagia, dan kangen kepada Mbah Nun. Panutan yang selama ini bagi sebagian besar anak-cucu Maiyah hanya mampu diikuti nasihatnya melalui tulisan beliau dan video-video sinau bareng yang banyak tersebar dan familiar disebut sebagai jamaah Maiyah al-yutubiyah tetapi kini berkesempatan bertemu secara langsung.

Alhamdulillah tepat jam 20.00 Simbah tiba di Pondok Al-Muttaqien dan langsung disambut oleh Pakde Mus dan Cak Sul selaku orang tua kami di Simpul Maiyah Dualapanan dan Simpul Ambengan serta didampingi Mas Mukhlisin dari Lingkar Maiyah Pugar Lampung Timur dan Mas Yuda dari Lingkar Maiyah Rejosewu Pringsewu dan Dokter Adryansyah, dokter yang setia menemani kami bermaiyah.

Setelah tiba dan bersalaman simbah langsung diajak ke gedung Bunda Cammana, dengan terharu dan penuh antusias Simbah mengabadikan beberapa foto yang dipajang di sana, foto Bunda Cammana, foto Pakde Rahmat Mulyono dan foto bersama dengan latar belakang foto Bunda Cammana dan Simbah. Kemudian Simbah diajak memasuki rumah Maiyah, tempat kami setiap Rabu malam rutin mengikat tali paseduluran tiap pekannya, setelah melihat beberapa dokumentasi sinau bareng Simbah diajak menyantap jamuan yang sudah disiapkan di joglo, lalu untuk kenang-kenangan Simbah menulis nasihatnya di sebuah prasasti untuk para jamaah Maiyah Lampung, yang berisi:

Menjero Kudu Muthmainnah
Menjobo Kudu Amanah
Ben Ora Melu Ngrusak Sejarah
Suk Insyaallah Dadi Ahlul Jannah

Mbah Nun, 24 januari 2022

Selain nasihat yang terdapat di prasasti, Simbah juga mengingatkan akan keberkahah yang dihadiahkan kepada kita berupa Maiyah, kado terindah dari Allah kepada seluruh jamaah dan harus menyadari bahwa dengan rezeki Maiyah di hadapan kita haruslah menjadikan pribadi yang tidak meminta apa-apa kepada Allah dan juga tidak berani untuk tidak diterima oleh Allah, kondisi di mana Allah tidak tega membiarkan kita baik sekeluarga, sebangsa dan negara dalam keadaan yang sulit. Lalu Simbah mengutip intisari sinau bareng di Kenduri Cinta Jakarta bahwa setiap pribadi mereka yang Maiyah harus memiliki alat teknologi spiritual supaya tidak menderita merasa sedih bahkan sampai berputus asa dengan segala medan kehidupan.

Lainnya

Menangkal Petir-Petir Zaman

Menangkal Petir-Petir Zaman

Setelah hampir dua tahun tidak dapat diselenggarakan, di bulan Januari 2022 ini penggiat Kenduri Cinta mencoba untuk kembali menyelenggarakan sinau bareng secara offline.

Fahmi Agustian
Fahmi Agustian
Mamayu Hayuning Kadipiro Musik Puisi Dinasti

Mamayu Hayuning Kadipiro Musik Puisi Dinasti

“Musik Puisi Karawitan Dinazti menyeimbangkan antara fungsi-puisi dan fungsi-musik. Konsistensi berkesenian mereka menjadi bukti nilai paseduluran tanpa tepi.”

Sorot tajam sepasang mata Jujuk Prabowo itu seakan semakin menyala.

Rony K. Pratama
Rony K.P.

Topik