Tidak Percaya Karena Tahu atau Karena Tidak Tahu
Ketidakpercayaan sebagian masyarakat terhadap adanya Covid-19, bisa karena matriks pengetahuannya, bisa juga karena ketidaktahuannya. Ada orang yang tidak percaya pada sesuatu karena pengetahuannya melampaui sesuatu yang ia tidak percayai, atau bisa juga karena ia tidak punya pengetahuan. Opsi lain karena silang sengkarut pemberitaan mengenai sesuatu hal, membuat ia memasang pertahanan dengan cara tidak mempercayainya.
Fakta menunjukkan bahwa orang yang percaya adanya Covid-19 bisa terpapar atau bisa juga tidak terpapar Covid-19. Sementara orang yang tidak percaya pada adanya Covid-19 juga ada yang terpapar dan ada yang tidak terpapar.
Kedua jenis penyikapan kepada Covid-19 itu tidak perlu dipermasalahkan. Tidak perlu diperdebatkan, didakwahi atau dibenahi. Sebab masalah utamanya terletak tidak pada kepercayaan atau ketidakpercayaan, melainkan pada kewaspadaan dan kehati-hatian dalam menjalani kehidupan. Meskipun di puncak kewaspadaan pun, sehingga 100% ketat memakai prokes dan protaf, manusia tetap tidak merdeka dari keterpaparan oleh Covid-19, satu-satunya yang rasional dan wajib dilakukan oleh setiap manusia adalah waspada dan berhati-hati terhadap apapun yang bisa membuatnya sakit.