CakNun.com

Merindu Pemimpin yang Ngrejekeni

Mustofa W. Hasyim
Waktu baca ± 3 menit
Image by Free-Photos from Pixabay

Masyarakat warga sesungguhnya merindukan pemimpin yang ngrejekeni. Sesederhana itu. Memang pemimpin yang ngrejekeni adalah pemimpin yang sederhana hidupnya dan sederhana cita-cita kepemimpinannya. Ia ingin hadir sebagai dan hadir menjadi bagian dari solusi kemakmuran dan keadilan ekonomi bagi masyarakat warga yang dia pimpin. Warga masyarakat yang sejahtera lahir batin, warga yang memiliki kualitas dan kapasitas sebagai warga masyarakat yang selalu tidak putus-putusnya bertindak secara swasembada, secara swadaya dan berpikir dan bertindak menjalankan manajemen swakelola atas masalah ekonomi yang dihadapinya.

Sesederhana itu.

Yang sederhana tidak selalu mudah dipikirkan dan diwujudkan dalam tindakan yang kontinu dan berkesinambungan sehingga pikiran dan tindakannya berdampak pada kualitas dan kapasitas warga masyarakat dalam bentuk perubahan-perubahan yang mendasar, perubahan yang esensial dan substansial secara ekonomi. Bukan sekadar perubahan yang ornamental, apalagi sekadar perubahan yang artifisial.

Sesederhana itu.

Pemimpin yang ngrejekeni, pemimpin yang dengan kejernihan pikirannya dan ketulusan jiwanya dan didorong untuk selalu menjaga dan mempraktekkan kejujuran membuat kata-katanya Mak jleb, hadir langsung masuk dalam sanubari warga masyarakat yang dia pimpin. Dengan ketepatan perhitungan (titis) dia membuat keputusan seperti yang diinginkan dan dicita-citakan oleh warga masyarakat yang dia pimpin. Dia selalu mampu berpikir, berkata dan bertindak nuju prana (sesuatu yang searah dan diinginkan) warga masyarakat yang dia pimpin. Perasaan dan pikiran masyarakat nyambung dengan perasaan dan pikiran pemimpin yang ngrejekeni ini.

Semua ini dia lakukan berkat intuisi (daya ‘irfani), simpati (daya burhani) dan empati (daya bayani) yang dia aplikasikan dalam hidup sehari-hari. Juga berkat husnudzon dia kepada Tuhan dan husnudzon kepada sesama manusia dan husnudzon kepada alam semesta sekelilingnya. Energi intuisi, simpati, empati, dan husnudzon ini merupakan energi positif yang dahsyat yang dapat mempengaruhi secara positif dirinya terus-menerus, warga masyarakatnya juga terus-menerus. Ini menyebabkan pintu keberkahan dari Tuhan terbuka lebar-lebar bagi dirinya dan warga masyarakatnya. Juga terbuka lebar segala pintu keselamatan dunia akhirat dan pintu langit tempat turunnya hujan rahmat Tuhan kepada makhluk-Nya. Apalagi dia selalu menghadirkan relasi kasih sayang dan cinta yang murni bagai cahaya surgawi ketika berinteraksi dengan warga masyarakat dan lingkungan alam semesta sekelilingnya.

Pemimpin yang ngrejekeni demikian adalah pemimpin yang sekaligus waliyullah (kekasih Allah) dan waliyul Amri (pelindung dan penjaga urusan publik). Dia juga sekaligus hadir sebagai wakil Tuhan dan wakil Rasul di muka bumi tempat dia berpijak menjadi pemimpin.

Pemimpin yang ngrejekeni seperti lahir, diproses, dan muncul oleh kekuatan doa orang tuanya, kekuatan doa warga masyarakatnya, dan kekuatan doa makhluk di alam semesta sekitarnya. Pemimpin yang ngrejekeni pun selalu menyertakan doa-doa kesejahteraan, kemakmuran, keadilan, ketenteraman, ketenangan, dan kedamaian dirinya dan warga masyarakatnya.

Pemimpin yang ngrejekeni ini ketika berada di rumahnya, dalam radius beberapa meter dari dirinya orang akan merasakan energi positif atau semacam aura dan vibrasi spiritual yang bisa mendatangkan rejeki bagi orang di sekitarnya ini. Ketika dia mendatangi pasar, pasar langsung hidup dalam suasana penuh harapan, perdagangan di dalam pasar berlangsung lancar dan produktif. Ketika dia mendatangi kota maka pedagang kaki lima pun merasa bergairah dalam menawarkan dagangan dan dengan penuh antusias melayani pembeli. Para pemilik toko mengembangkan senyum karena tokonya laris sehingga dia tidak perlu cemburu kepada pedagang kaki lima yang waktu itu juga laris.

Ketika dia datang ke stasiun, ke terminal-terminal, ke bandara, ke pelabuhan maka arus transportasi pun berjalan lancar dan produktif. Ketika dia berjalan mendekati sekolah-sekolah dan kampus maka proses transfer, transmisi, dan transformasi ilmu, nilai dan ketrampilan hidup disitu menjadi penuh semangat dan lancar produktif. Ketika dia mendekati bulak atau area persawahan luas dan ketika dia mendatangi area perkebunan dan hutan maka kesuburan yang ada di tempat ini meningkat tajam sehingga para penggarap tanah dan para pemilik tanah menjadi bergembira dan bersyukur atas karunia Tuhan yang terus mendatangi mereka.

Pendeknya pemimpin yang ngrejekeni ini selalu hadir di mana saja dengan visi dan misi khusus yang mengarah pada peningkatan kemakmuran, keadilan, dan kesejahteraan bersama warga masyarakat sekitar dirinya. Dalam bahasa kaum milenial, pemimpin yang ngrejekeni seperti ini menggenggam magnet rejeki di dalam hati, jiwa, dan pikirannya. Kejernihan dan kesucian hati, jiwa dan pikirannya juga doa-doa positif dia langsung menggerakkan energi langit lewat malaikat Mikail untuk membagi rejeki bagi pemimpin ini, keluarganya, dan warga masyarakat sekitarnya.

Kehadiran pemimpin yang ngrejekeni seperti ini sekarang dirindukan di mana-mana. Semoga doa-doa kita bekerja dengan sebaik-baiknya sehingga dikabulkan oleh Allah Swt dengan menghadirkan pemimpin yang ngrejekeni seperti ini. Aamiin.

Yogyakarta, 27 Oktober 2021

Mustofa W. Hasyim
Penulis puisi, cerpen, novel, esai, laporan, resensi, naskah drama, cerita anak-anak, dan tulisan humor sejak 70an. Aktif di Persada Studi Klub Malioboro. Pernah bekerja sebagai wartawan. Anggota Dewan Kebudayaan Kota Yogyakarta dan Lembaga Seni Budaya Muhammadiyah DIY. Ketua Majelis Ilmu Nahdlatul Muhammadiyin.
Bagikan:

Lainnya

Jalan Baru Ekonomi Kerakyatan

Jalan Baru Ekonomi Kerakyatan

Rakyat kecil kebagian remah kemakmuran berupa upah buruh murah, dan negara kebagian remah kemakmuran berupa pajak.

Nahdlatul Muhammadiyyin
NM

Topik