CakNun.com

Kasunyatan

Mekanisme dan penghayatan puasa adalah saat-saat paling jernih untuk meneropong hama-hama wereng di dalam batin kita, kutu-kutu loncat di galaksi mentalitas kita, serta cecunguk-cecunguk di dalam kosmos kepribadian kita. Dengan ditemukannya berbagai virus dan kuman di dalam kasunyatan diri itu, otomatis akan tampak juga sumber-sumber yang menyebabkannya. Baik sumber eksternal, yakni segala iming-iming duniawi struktural sistemik, hedonisme, megalomania, kepalsuan rasa kuasa yang dipompa-pompakan oleh alam sekitar, maupun sumber internal yang berupa natur nafsu-nafsu itu sendiri.

Lainnya

Metode (Tarekat)

Metode (Tarekat)

Puasa itu sendiri adalah metode (tarekat) yang luar biasa untuk memproses diri jadi ahsani taqwim, tak sekadar menjadi “manusia Indonesia seutuhnya”. Allah sendiri yang menciptakan metode itu. Dia mewajibkan puasa karena menjamin bahwa ia lebih sempurna dibanding segala penemuan metodik kita untuk merekayasa penyempurnaan kemanusiaan kita.

Tradisi Bohong

Tradisi Bohong

Bersungguh-sungguhkah kita dengan proses peragian jiwa (puasa) ini? Sebab, orang-orang yang terlambat menghentikan tradisi bohong kepada diri sendiri akan harus mempertahankannya dengan bohong kepada yang lain: kebohongan yang akan berakhir hanya kalahmin bilbashar — dalam sekejapan mata Allah.

Orang-orang yang mengisi hidupnya dengan tradisi menjatuhkan, memonopoli, dan mengingkari sunah distribusi (sedangkan Allah pun menyelenggarakan power sharing antara diri-Nya dengan para khalifah-Nya) akan tidak bisa menghindari kejatuhan.

Orang-orang yang tidak meragikan kesadaran hidupnya, yang menggumpalkan ego dan penguasaan, yang memberhalakan dirinya sendiri di rumah, di kampung, dan di negeri, tidak bisa menghindarkan diri untuk tumbang oleh ikhtilafillaili wannahar — oleh tradisi alam pergantian siang dan malam segala zaman.