CakNun.com
(Sinau Puasa, bag. 3)

Karena Insulin Capek Bekerja

dr. Eddy Supriyadi, SpA(K), Ph.D.
Waktu baca ± 2 menit
Image by Bruno/Germany from Pixabay

Kok belum sampai juga ke PR yang diberikan Mas Helmi kepada saya. Puasa dan kesehatan. Malah saya ngomong ngalor-ngidul tentang puasa dan hal lain, yang sangat jauh melenceng dari PR yang harus saya kerjakan.

Tetapi mungkin juga tidak terlalu melenceng jauh, karena kesehatan memang juga luas, baik kesehatan jasmani maupun rohani, kesehatan finansial dan kesehatan mental, dan lain-lain kesehatan.

Baiklah, saya akan mulai kerjakan.

Kalau mau menghubungkan puasa dengan kesehatan, katakanlah puasa yang berhubungan dengan kondisi tubuh manusia maka kita pasti bicara puasa di tingkat hewan, di mana kita akan lihat dan tinjau perubahan fisiologi tubuh manusia (baca: hewan).

Kalau kita berpuasa (tidak makan-minum) dalam waktu tertentu, maka di dalam tubuh akan terjadi perubahan fisiologis maupun perubahan hormonal yang akan mempengaruhi sebuah sistem di dalam tubuh. Tubuh yang energinya mengandalkan karbohidrat atau glukosa (baca: nasi), sesudah kurang lebih 8 jam berpuasa, maka cadangan tenaga (energi) dari nasi pada waktu sahur tadi pagi akan habis. Maka timbul rasa lapar dan haus sebagai tanda kalorinya sudah sangat berkurang.

Battery-nya sudah drop.

Kalau kita sahur jam 4 pagi maka kira-kira waktu Dhuhur, dengan beban kerja seperti hari hari biasa, kita akan mulai merasa lapar dan haus, dan puncaknya nanti akan terjadi sekitar waktu ‘Ashar. Nah, mulai kurang lebih jam ke-8 itu, tubuh akan mengkompensasi kekurangan energi dengan mengadakan komunikasi antara organ tubuh. Sinyal kekurangan atau kehabisan energi ini akan disampaikan ke gudang penyimpanan glukosa yaitu hati dan otot untuk melepaskan cadangannya.

Apabila cadangan itu pun sudah habis, maka akan ada proses pembongkaran cadangan lainnya yang bernama glukoneogenesis (proses sintesis atau pembuatan glukosa dari senyawa nonkarbohidrat di dalam tubuh. Proses ini terjadi ketika kadar glukosa tidak tersedia dan tubuh akan menggunakan lemak dan protein tubuh untuk membuat energi tubuh).

Proses pengaturan tenaga tersebut dilakukan oleh hormone yang bernama insulin. Hormon yang dihasilkan oleh sebuah kelenjar kecil di dekat hati, yang berfungsi mengatur agar kadar gula di dalam darah tetap dalam keadaan ‘normal’. Maka kekurangan hormon insulin ini (apapun penyebabnya) akan mengakibatkan kadar gula dalam darah naik.

Lha kalau kadar gula dalam darah tinggi dan berlangsung dalam waktu yang lama, menahun (kronis), maka akan merusak organ penting di dalam tubuh, seperti mata, ginjal jantung, bahkan sampai di pembuluh-pembuluh darah yang kecil (microvessel) akan terimbas. Luka akan sulit sembuh.

Karenanya, penting untuk menjaga agar kadar gula dalam darah tetap normal, menjaga agar insulin tetap diproduksi dengan cukup. Namun, ada juga kondisi di mana insulin jumlahnya cukup, tapi karena fungsinya tidak bagus maka kadar gula dalam darah tetap tinggi. Insulin yang tidak efektif ini terjadi karena sudah terlalu capek dalam kerjanya. Untuk itulah diperlukan puasa !

Ya, puasa kita masih dalam taraf puasa tingkat hewan, karena memang kita didukung untuk seperti itu. Maka jangan kaget kalau ada pengumuman setiap menjelang bulan Ramadhan: “Stok beras dan gula selama Ramadhan dan Lebaran dijamin cukup.”

(bersambung)

Lainnya

Jalan Baru Ekonomi Kerakyatan

Jalan Baru Ekonomi Kerakyatan

Rakyat kecil kebagian remah kemakmuran berupa upah buruh murah, dan negara kebagian remah kemakmuran berupa pajak.

Nahdlatul Muhammadiyyin
NM
Exit mobile version