CakNun.com

Bernilai Lailatul Qadar

Emha Ainun Nadjib
Klik gambar untuk memperbesar.

Di akhir penjelasannya ihwal Al-Qur`an dan Lailatul Qadar kepada penduduk kampung, Kiai Sudrun menutup, “Bagi aku yang sudah tua ini, tidak ada rahmat dan berkah Allah yang tidak bernilai Lailatul Qadar. Aku masih bisa bersujud, jari-jariku masih lengkap, kakiku masih bisa berjalan, sehari-hari aku tak sampai kelaparan. Semuanya, apa saja, alam yang menghampar, matahari yang setia terbit, rembulan yang memayungi, tenggorokanku masih bisa menelan makanan dan mereguk minuman — semua itu kusyukuri sebagai Lailatul Qadar”.

“Aku yang tua renta ini tidak diadzab Allah saja sudah Lailatul Qadar. Utangku kepada-Nya tak terbayarkan, meskipun andaikan seratus kali aku hidup mati hidup mati, kuisi ruang dan waktuku hanya dengan terima kasih dan memohon ampun terus-menerus kepada-Nya”.

Ilustrasi: Jamal Jufree

Lainnya

Laku Puasa

Laku Puasa

Salah satu metode dialektika untuk menciptakan dinamika kehidupan manusia yang dirancang oleh Allah adalah ...

Emha Ainun Nadjib
Mengendalikan Diri

Mengendalikan Diri

Puasa adalah pekerjaan menahan di tengah kebiasaan menumpahkan, atau mengendalikan di tengah tradisi melampiaskan, ...

Emha Ainun Nadjib