CakNun.com

Sinau Bareng Redaksi Caknun.com: What Are In “What”?

Anak-anak muda, para penggiat Simpul dan Jamaah Maiyah, hadir di Rumah Maiyah Yogya, pada Sabtu (4/01/2020). Mereka datang dari Kebumen, Kudus, Tegal, Kediri serta sejumlah kota lain.

Ada apa mereka hadir di Rumah Maiyah? Acaranya bertajuk Sinau Bareng Redaksi Caknun.com. Dimulai pukul 08.00 WIB, para peserta bersiap menjalani Sinau Bareng yang fokus pada pembekalan penulisan.

Pada kegiatan yang diikuti oleh 88 peserta ini, dikupas seluk beluk keredaksian Caknun.com dan pengembangan kapasitas penulisan terutama untuk rubrik reportase, berita Maiyahan, dan esai Menek Blimbing.

Hal itu juga dimaksudkan untuk menumbuhkan potensi penulis muda yang berkontribusi untuk rubrik di Caknun.com.

“Sebelum menulis berita mari kita memahami ‘what’ secara gamblang dan mendalam,” tutur Helmi Mustofa, anggota Redaksi CakNun.com. Pemahaman terhadap “apa” yang kita cerna akan memengaruhi who, when, where, why, dan how pada berita atau reportase.

Hal itu disampaikan Helmi Mustofa untuk mengajak peserta lebih jeli dan peka melihat apa yang tidak terlihat terutama ketika mencatat Sinau Bareng atau Maiyahan.

Worskhop tidak berjalan satu arah. Dialog dan tanya jawab berlangsung gayeng. Spontan dan rileks.

Sesi awal juga dipandu oleh Rizky D. Darmawan, Fahmi Agustian, Hilwin Nisa, Rony K. Pratama, Achmad Saifullah Syahid. Penulisan Reportase Sinau Bareng, Maiyahan dan Menek Blimbing diulas menurut pengalaman penulis anggota Redaktur CakNundotcom.

Mas Fahmi menekankan pentingnya menulis gaya story telling. Faktanya, muatan ilmu Sinau Bareng cukup kental dan dalam. Karena itu, reportase Maiyahan gaya story telling yang segar dan mengalir bisa diterima secara menyenangkan oleh pembaca.

Sesi kedua setelah rehat, pukul 12.00-13.00, adalah praktik penulisan dan workflow kontributor Caknun.com.

Sinau Bareng Redaksi Caknun.com berlangsung antusias, bergairah dan gayeng. Hal ini tercermin dari beragam pertanyaan yang disampaikan oleh peserta workshop.[]

Lainnya

Generasi Baru

Generasi Baru

Di tengah ramainya peradaban pasar seperti sekarang terjadi, sesekali perlu rasanya menengok agak kekiri, pada pendapat sosiolog berhaluan bergerian yang menganalisa bahwa generasi yang terlahir belakangan bukan generasi yang terbaik namun bisa jadi merupakan generasi yang beruntung.