CakNun.com

Kewuhanan Yang Maha Esa

Corona, 35
Emha Ainun Nadjib
Waktu baca ± 5 menit

Inna lillahi wa inna ilaiHi roji’un. Segala yang berasal dari Tuhan pada akhirnya akan kembali. Tetapi apa yang berasal dari Wuhan hampir tidak ada yang kembali ke Wuhan. Wuhan adalah tempat asal-usul, tapi bukan tempat kembali. Mungkin dari Wuhan virus Corona itu menemani tuan rumahnya hingga ke liang kubur. Tuhan menaburkan rahmat, Wuhan menggali perasaan untuk melaknat. Tuhan menanamkan nikmat, Wuhan menancapkan kesumat. Tuhan menyebarkan manfaat, Wuhan memancing kuwalat.

Ketuhanan Yang Maha Esa. Kewuhanan Yang Maha Malapetaka. Tuhan menganugerahkan kekuatan, Wuhan memperluas kelemahan. Nabi Zakaria mengeluh kepada Allah: “Qala Rabbi inni wahanal ‘adhmu minni wasta’alarra`su syaiban” padahal “walam akun bidu’aiKa syaqiyya”. Wahai Tuhan, badanku lemah, tulang-tulangku rapuh, dan aku tidak pernah ber-syakwasangka atau berputus asa apabila berdoa kepada-Mu.

Tetapi, atau maka, Allah menganugerahkan kepada beliau anak, yang kemudian menjadi pemuda bernama Yahya. Kalian semua yang sedang dilemahkan oleh serbuan rahasia dari Wuhan, besok akan lahir “Yahya” zamanmu. Apa gerangan Yahya itu? Berwujud apa? Rahmat macam apa? Bentuknya bagaimana? Jenis kenikmatannya kira-kira seperti apa? Asalkan kau yakinkan dengan dan kepada dirimu bahwa “walam akun bidu’aiKa syaqiyya”.

Lebih berkah lagi kalau engkau tahankan diri, tangguhkan mental, sabarkan hati, engkau menikmati ujian ini dengan keyakinan akan naik derajat. “Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah kepada musuh.” Apalagi kau tahu Coronavirus hanyalah akibat. Yang sebabnya mungkin berasal dari diri kita sendiri. Dari perilaku ummat manusia sendiri. Dari para penguasa dunia dan kaum cerdik pandai yang “adigang adigung adiguna” terhadap kehidupan.

Tidak menyerah kepada musuh itu maknailah seluas-luasnya. Tentu bukan hanya Covid-19. Mungkin banyak sekali muatan peradaban abad 20-21 yang dibangun dan dijalankan oleh ummat manusia ini sendiri adalah musuh kemanusiaan dan hakikinya kehidupan. Dunia politik, kekuasaan, hubbud-dunya yang maniak dan sangat berlebihan. Melahirkan penguasa-penguasa kecil hingga raksasa benua dan mengangkangi seluruh bumi.

Jamaah Maiyah sangat mengerti musuh bukanlah manusia. Musuh bukan orangnya. Musuh adalah kecenderungan-kecenderungan mainstream yang memimpin perusakan-perusakan kehidupan tetapi merasa sedang membangun dan berbuat kebaikan.

Coba saya teruskan yang saya singgung kemarin sore yang dari Dr. Rashid Butar, yang intinya mengemukakan bahwa Corona Virus ini hasil rekayasa kekuasaan manusia, bukan dari alam:

“Sudah didiskusikan pada tahun 2015, ini tidak boleh dilakukan. Ada dua ilmuwan utama yang mengatakan ini tidak boleh dilakukan. Virus ini bukanlah fenomena yang terjadi secara natural. Ini sangatlah penting dan saya akan memberi buktinya. Kamu harus bersikap cermat, sadari ada agenda dibalik ini semua. Jangan dikalahkan oleh ketakutan, karena ini merupakan satu paket dari agenda mereka.

Virus ini dilabeli sebagai senjata biologis oleh beberapa orang. Dan tentu saja media mainstream menyatakan itu adalah teori konspirasi. Tapi mari kita lihat sama-sama konfigurasi dari virus Covid-19 ini. Yang mau saya jelaskan adalah ini bukan karena seseorang memakan sup kelelawar atau berpindah dari ular, kungkang atau hewan lainnya. Virus ini bukanlah sesuatu yang terbentuk dari alam. Ini sangat penting dan saya akan menunjukkan pada kalian buktinya.

Virus ini sebenarnya diciptakan di Universitas North Carolina Chapel Hill dan mereka menerbitkan hasil-hasil penting penelitiannya pada November 2015. Daftar dari para peneliti yang diasosiasikan sebagai virus “frankenstein”. Kamu bisa lihat nama Zheng Li Shi yang mewakili laboratorium spesialis patogen dan biosafety, Institut Teknologi Wuhan China. dr. Shi adalah sosok sangat penting disini. Dari tahun 2014 dr. Shi menerima berbagai pendanaan dari Pemerintah USA. Juga dari program Nasional Basic Research Cina. Akademi sains China, Badan Nasional Natural Sains China program penelitian prioritas, akademi ilmiah China, untuk membantu mendanai penelitian Corona Virus.

Ingat ini pada tahun 2015. Pemerintah Amerika mendanai dr. Shi serta pemerintahan China untuk mendanai penelitian berbagai macam Coronavirus. Ini diterbitkan pada tanggal 12 November 2015 dan ini adalah dokumen artikel penuhnya. Tapi yang ingin saya kemukakan di sini, pada bulan Maret 2020 ini ditambahkan catatan di artikel ini oleh editornya. Saya akan membacanya dan kemudian saya membandingkannya dengan penelitiannya dan tentukan sendiri maksudnya. Catatan dari editor ini mengatakan “kami menyadari bahwa cerita ini digunakan sebagai dasar dari teori yang belum diverifikasi. Di mana novel Coronavirus yang menyebabkan Covid-19 adalah buatan manusia. Tidak ada bukti bahwa ini benar. Para peneliti percaya bahwa binatang adalah yang paling mungkin menjadi sumber dari Coronavirus.”

Jelas sekali siapapun yang menulis catatan editor ini adalah antara seorang yang idiot atau orang yang tidak memahami bahasa Inggris. Tapi sudah pasti bukan seorang peneliti. Saya akan menunjukkan kepada Anda apa yang sesungguhya dinyatakan di penelitian ini. Perlu diingat ini adalah peringatan agar orang mengabaikan penelitian ini. Untuk mencegah orang agar tidak melihat lebih jauh tentang penelitian ini untuk mengatakan padamu, lihat langit itu tidak biru. Ya itu memang terlihat biru tapi sebenarnya tidak biru.

Pada November 2015 sebuah penelitian yang menciptakan versi hibrida dari Coronavirus dari kelelawar. Jenis yang berhubungan dengan Virus SARS. Seperti yang kita bahas sebelumnya memancing perdebatan tentang apakah laboratorium rekayasa virus yang mungkin dapat menyebabkan pandemik memiliki risiko yang sepadan. Ini adalah bagian terpenting: disebutkan di paragaraf pertama dari penelitian ini dipublikasi di “nature”, yang mana adalah salah satu jurnal publikasi paling dihormati di dunia. Walaupun hampir semua Coronavirus yang diisolasi dari kelelawar tidak dapat mengikat pada reseptor di tubuh manusia, yaitu SHC014, yang merupakan jenis spesifik Coronavirus yang sedang kita bicarakan tidak dapat berkembang di tubuh manusia. Sekali lagi ini adalah hasil penelitiannya. Kamu membaca sesuatu dan mereka mengatakan apapun yang kamu baca bukanlah hal itu. Eksperimen di penelitian ini, menunjukkan bahwa virus dalam kelelawar liar ini harus berevolusi dahulu baru bisa membahayakan manusia.

Virus ini perlu berevolusi dulu, perlu berubah dan akan membutuhkan waktu. Perubahan yang mungkin tidak akan pernah terjadi walaupun tidak dapat diabaikan. Baric dan timnya merekontruksikan ulang virus liar ini dari rangkaian genomnya, dan menemukan bahwa virus ini sulit sekali bertumbuh pada kultur sel manusia. Dan tidak menyebabkan penyakit serius pada tikus.

Oke. Kita melihat virus yang ditemukan dari kelelawar dan sulit sekali untuk berpindah ke manusia. Dan kalau pun sudah berada di manusia kultur sel manusia virus ini sangat buruk pertumbuhannya. Dan pada tikus lab, tidak menyebabkan penyakit serius apapun. Dampak satu-satunya penelitian ini adalah terciptanya di lab sebuah risiko baru yang tidak natural. Menurut Richard Ebright, pakar biologi molekul dan pertahanan biologis Univeresitas Rutgers, Piscatawhy, New Jersey. Tapi untuk apa kamu merekayasa suatu virus demi membuatnya berbahaya. Apa tujuannya, mereka mengatakan ini untuk tujuan penelitian. Tapi untuk apa kamu merekayasa suatu virus demi membuatnya lebih berbahaya. “Kita harus melawan pemerintahan yang melakukan kegilaan dengan mengambil keuntungan sebuah krisis. Ini adalah bagaimana kebebasanmu akan mati.” Bangkitlah Amerika dan lawanlah.

Departemen kehakiman, mencari otoritas baru di tengah pandemi Coronavirus. Ini permasalahannya, inilah yang harus kita takutkan. Di mana pemerintahan akan menggunakan kejadian bohongan ini, membesar-besarkannya dan mengambil lebih banyak lagi hak-hak orang, kebebasan, dan membuat suatu tindakan mandatori yang harus ditaati setiap orang dari karantina. Sampai pada hal yang mengerikan lagi. Jadi kamu harus sangat berhati-hati. Hati-hati terhadap agenda dibaliknya!

Jangan dikalahkan oleh ketakutan, karena ini merupakan satu paket agenda mereka. Virus ini adalah virus yang lemah mereka akan langsung mati oleh sistem imunmu. Tidak akan menginfeksimu dan jika memang iya, efeknya akan sangat, sangat singkat. 24 sampai 48 jam mayoritas orang akan merasa lebih baik.”

Engkau sedang mengalami dan merasakan bahwa ini semua jauh lebih horor dibanding kekhawatiran dan protes para Malaikat yang tanpa nuansa dan suasana: “Kenapa Engkau ciptakan manusia yang aktivitasnya adalah merusak bumi dan menumpahkan darah? Sedang kami senantiasa patuh dan bersujud kepada-Mu?”

Lainnya

Hidup Ini Tidak Mudah dan Rumit

Hidup Ini Tidak Mudah & Rumit

Hidup ini mudah bagi orang yang tidak tahu malu, yang suka menonjolkan diri seperti seekor burung gagak, suka menfitnah, tidak tahu sopan santun, pongah, dan menjalankan hidup kotor.

Toto Rahardjo
Toto Rahardjo
Tuhan yang Maha Jowo

Tuhan yang Maha Jowo

Kalau Anda sering bergaul dengan orang Luar Negeri, terutama auslander yang tergolong ‘modern’ dan ‘rasional’ — mungkin saja sering Anda sampai pada kesimpulan begini: “Pantas dulu kita bangsa Jawa ini gampang dijajah.

Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib

Topik