Hakikat Syukur
Klaim adalah penyakit bagi pejalan sunyi karena mengganggu ketulusan. Dikatakan misalnya, sepanjang seseorang masih klaim syukur maka sesungguhnya ia belum merealisasikan esensi syukur yang tulus.
Hakikat syukur yang tulus ialah berterima kasih secara reflektif dan simultan. Perilaku berterima kasih sudah menjadi karakter dalam dirinya yang muncul secara otomatis setiap kali keadaan membutuhkan.
Dalam praktiknya, perbedaan antara syukur, yang berupa klaim dengan syukur yang tulus adalah perbedaan antara formalitas dengan sungguh-sungguh. Seseorang yang berterima kasih secara formalitas cukup dengan ucapan. Namun, yang sungguh-sungguh berterima kasih tidak dengan hanya ucapan tetapi lebih dari itu malah suka memberi, selalu berlapang dada dan melapangkan kesulitan orang lain, rajin, apresiatif, akomodatif, dan bersemangat melakukan apa yang semestinya dilakukan.