CakNun.com

Tergesa-gesa

Drs. Ahmad Fuad Effendy, MA
Waktu baca ± 1 menit

Salah satu dampak dari industrialisasi dan kemajuan teknologi adalah lahirnya budaya instan yang ditandai dengan keinginan untuk mencapai segala sesuatu dengan cepat. Ini pada gilirannya membentuk jiwa manusia yang diliputi ketergesa-gesaan. Tergesa-gesa dalam menyikapi wacana, dalam merespons pendapat orang lain, dalam mengambil keputusan, dalam menilai seseorang, dalam menerima berita, dan lain sebagainya.

Tergesa-gesa beda dengan cepat. Nabi Saw bersabda: “Al-‘Ajalatu min asy-syaithan” (ketergesa-gesaan itu termasuk perbuatan setan). Padahal Nabi Saw sendiri digambarkan dalam sirah dan hadits cenderung cepat dalam berjalan (Yamsyi masyyan qawiyyan sari’an). Maka berbeda antara cepat dengan tergesa-gesa.

Kecepatan itu terukur, sedangkan ketergesa-gesaan tidak ada ukurannya. Hidup di era digital ini rasanya selalu dikejar-kejar waktu. Setiap detik adalah uang, time is money. Sehingga tidak ada waktu bagi manusia untuk bertafakkur. Padahal tafakkur adalah suatu yang amat penting bagi manusia yang dikaruniai hati dan akal pikiran oleh Sang Maha Pencipta.

Drs. Ahmad Fuad Effendy, MA
Marja' Maiyah. Penulis buku, Pengajar Bahasa Arab, dan Pengurus IMLA. Anggota Dewan Pembina King Abdullah bin Abdul Aziz International Center Saudi Arabia.
Bagikan:

Lainnya

Sedulur Tani

Sedulur Tani

Pada zaman yang lalu jika usai panen, sedulur tani dapat membeli sekian gram emas, namun sekarang justru tak ada segram pun emas yang mampu dibeli — sebaliknya malah emas yang ada justru tergadaikan untuk membeli benih, pupuk, dan pestisida.

Toto Rahardjo
Toto Rahardjo

Topik