CakNun.com

Silaturahmi Papperandang Ate dengan Syeikh Nursamad Kamba

Redaksi
Waktu baca ± 3 menit

Senin (13/8), penggiat Papperandang Ate dan beberapa anggota senior Teater Flamboyant berkesempatan bersilaturahmi dengan Syeikh Nursamad Kamba di Leppangan, Pinrang, Sulawesi Selatan. Teman-teman penggiat Papperandang Ate mengetahui keberadaan Syeikh Nursamad Kamba di Pinrang dari akun media sosial Mbak Fatin (Istri Syeikh Kamba). Abed Mubarak kemudian berinisiatif menghubungi Syeikh Nursamad Kamba dan meminta waktu untuk bersilaturahmi. Syeikh Kamba pun menyanggupi dan memberi waktu Senin sore kemarin.

Syeikh Nursamad Kamba memang sejak hari Jum’at (9/8) telah berada di Pinrang. Teman-teman Kenduri Cinta pun sempat menghubungi Syeikh Kamba untuk meminta kesediaan Syeikh Kamba hadir di Kenduri Cinta, namun karena memang sudah direncanakan akan menuju Pinrang, Syeikh Kamba tidak bisa bergabung di Kenduri Cinta edisi Agustus yang dilaksanakan Jum’at lalu. Syeikh Nursamad Kamba memang sudah merencanakan pada Idul Adha kali ini untuk pulang ke Pinrang, mengunjungi Ibunda beliau.

Setelah mendapat konfirmasi dari Syeikh Kamba, Abed Mubarak kemudian berkoordinasi dengan teman-teman Papperandang Ate dan Teater Flamboyant di Tinambung. Jarak antara Tinambung dengan Pinrang kurang lebih 100 kilometer dan perjalanan darat dengan menggunakan kendaraan ditempuh selama 2,5 jam. Rombongan dari Tinambung berjumlah 12 orang, menggunakan 2 mobil. Selama di perjalanan, lagu-lagu KiaiKanjeng menemani teman-teman penggiat Papperandang Ate, melalui alat pemutar musik yang ada di mobil.

Sekitar 1 kilometer sebelum sampai di kediaman Ibunda Syeikh Nursamad Kamba, Abed menghubungi Syeikh Nursamad Kamba untuk memastikan bahwa rute yang dilalui adalah rute yang benar. Memang, sebelumnya Syeikh Kamba menginformasikan bahwa kediaman Ibunda berlokasi sekitar 1 kilometer dari Jembatan Lasape’. Jembatan ini adalah salah satu jembatan legendaris di Pinrang.

Lewat pukul 4 sore, rombongan sampai di kediaman Ibunda Syeikh Kamba di Pinrang. Syeikh Kamba bersama Ibunda pun menyambut. Setelah bertegur sapa, saling menanyakan kabar, sayang rasanya jika momen perjumpaan dengan Marja’ Maiyah ini dilewatkan begitu saja. Teman-teman Papperandang Ate pun memanfaatkan momen tersebut dengan cara sinau bareng dengan Syeikh Kamba. Seperti yang kita ketahui bersama, Syeikh Kamba adalah Marja’ Maiyah yang menguasai bidang ilmu Tasawuf.

Dari pintu ilmu Tasawuf, teman-teman Pappaerandang Ate ini menggali ilmu dari Syeikh Kamba yang kemudian diskusi pun meluas hingga pembahasan yang lainnya. Meskipun sebagian besar dari rombongan belum pernah bertemu dengan Syeikh Kamba, namun suasana keakraban begitu cepat terbangun. Meskipun di antara teman-teman Papperandang Ate selama ini belum pernah bertemu Syeikh Kamba, namun di pertemuan ini seolah sudah lama saling kenal. Inilah yang salah satu pelru kita syukuri bersama di Maiyah, meskipun belum pernah bertemu, tetapi agaknya “Maiyah” adalah sebuah “password”, sehingga kita yang belum pernah bertemu akan mudah untuk cepat akrab satu sama lain.

Pak Amru Sadong, salah satu yang dituakan di Teater Flamboyant kemudian memperkenalkan satu per satu teman-teman Papperandang Ate yang kemarin ikut bersilaturahmi dengan Syeikh Kamba. Perkenalan singkat, namun kegembiraan dan kebahagiaan yang sangat disyukuri oleh teman-teman Papperandang Ate adalah pertemuan dengan salah satu Marja’ Maiyah. Apalagi, Syeikh Nursamad Kamba adalah pakar ilmu tasawuf. Dalam diskusi yang hangat dan mengalir, ditemani kopi dan kudapan-kudapan yang disajikan oleh Mbak Fatin, teman-teman Papperandang Ate menikmati kebersamaan dengan Syeikh Nursamad Kamba.

Kurang lebih 5 jam teman-teman Papperandang Ate berdiskusi dengan Syeikh Nursamad Kamba di Pinrang kemarin. Catatan lengkapnya akan ditulis lengkap oleh Pak Hamzah Ismail.

Lainnya

Cak Nun Bagi SAR DIY

Cak Nun Bagi SAR DIY

Komandan SAR DIY, Brotoseno, mengatakan bahwa kasih sayang dan cinta Cak Nun yang tak henti-hentinya kepada seluruh anggota SAR DIY adalah ‘senjata’ bagi mereka dalam menjalankan tugas kemanusiaan.

Helmi Mustofa
Helmi Mustofa
DENOTASI KONOTASI

DENOTASI KONOTASI

Pernahkah kita berpikir bagaimana satu kata bisa mengubah arah sejarah?

Kenduri Cinta
Kenduri Cinta

Topik