CakNun.com

Penutupan Pameran Visual Hitam Putih Novi Budianto

Muhammad Zuriat Fadil
Waktu baca ± 2 menit

Pameran Seni Visual Hitam-Putih Novi Budianto berjalan sejak 24 November 2019 sampai hari ini, Kamis 5 Desember 2019 M di Rumah Maiyah Kadipiro. Setiap hari pengunjung selalu berdatangan untuk mengapresiasi karya Pak Nevi.

Pada hari ini di tempat ini juga, sejak sore tadi majalah sastra Maiyah Sabana menggelar Sastra Liman dengan mengadakan workshop penulisan esai. Sembilan belas peserta yang telah mendaftar sejak sebelumnya, berkesempatan menggembleng kemampuan, mematangkan diri dalam mengolah, mengkhalifahi kata-kata dan mencercapi makna. Dan malamnya dilanjutkan dengan penutupan pameran lukis Pak Nevi Budianto.

Tentu terutama Mbah Nun juga rawuh bersama sahabat pelaku seni yang tergabung dalam teater Dinasti dan juga Teater Perdikan untuk mengupacarai penutupan pameran karya Pak Nevi. Pak Vincencius Dwimawan mengutarakan ide untuk membawa pameran ini ke beberapa kota seperti Jakarta demi melihat kualitas, kemurnian serta otentisitas karya-karya yang ditampilkan di pendopo Rumah Maiyah ini. Hal tersebut diamini oleh seluruh hadirin. Sementara Pak Jemek memberi penghormatan khas beliau. Penghormatan tanpa kata, rangkaian gerak pantomim yang memukau para hadirin. Gerak patah, lurus, menengadah, jatuh terkulai, menunjuk, menolak, menyangkal, meniada. Seperti lukisan, tanpa kata maka menjadi tak berhingga.

Mbah Nun menyatakan bahwa dengan menikmati karya Pak Nevi, telah membuat tubuh Mbah Nun lebih lega. Seolah sebuah beban terangkat hanya dengan menikmatinya. Memang Mbah Nun tampak lebih bugar malam hari ini. “Saya memperlakukan pameran Nevi ini sebagai harapan saya,” ungkap Mbah Nun. Mbah Nun nyatakan juga bahwa Pak Nevi adalah seorang yang tidak punya pamrih apa-apa. Mungkin itu, mungkin sebuah karya yang lahir dari kejujuran dan keikhlasan memang mampu menumbuhkan semangat dan harapan. Tanpa kata-kata, seluruh karya Pak Nevi ini memang terasa seperti harapan.

Mbah Nun melanjutkan “Kalau ini adalah surealisimpresionistik maka saya merasa dunia masih ada harapan.” Cerita-cerita kemesraan dari bertahun-tahun persahabatan juga tersaji pada malam yang hangat ini. Karya Pak Nevi ini mungkin sudah sampai pada tahap wingit, keramat atau ber-karomah. Seperti jalan sunyi yang disembunyikan di balik kata-kata. “Saya hanya berharap agar karya saya bisa bermanfaat untuk semua orang, itu saja harapan saya,” kata Pak Nevi. Acara malam ini ditutup dengan doa bersama yang juga dipimpin oleh Pak Nevi sendiri.

Lainnya

Puasa Itu Untuk Allah

Puasa Itu Untuk Allah

Kita disindir Mbah Nun kali ini. Tentang perilaku kita yang golek bathi, mencari keuntungan terus sepanjang waktu.

Ahmad Syakurun Muzakki
A.S. Muzakki

Topik