Amar Maiyah
Persyaratan ilmu dan pengetahuan pada proses penentuan dan pengangkatan siapa saja yang akan dijadikan pemimpin masyarakat dan bangsa, tidak pernah terpenuhi selama beberapa puluh tahun terakhir di Indonesia. Tetapi berkat perlindungan Allah Swt dan fadlilah-Nya kepada rakyat Indonesia, belum memperkenankan bangsa Indonesia mengalami kehancuran, sebagaimana seharusnya menurut hitungan akal dan ilmu.
Tetapi hari-hari ini bangsa Indonesia ditimpa kedhaliman proses bernegara, berupa ketidak-jujuran, ketidak-adilan dan kecurangan-kecurangan pada tingkat yang sangat mendekati kehancuran–yang bersumber dari kekufuran akhlak, pembangkangan yang sangat kejam terhadap konstitusi, hukum dan tata aturan, serta pelecehan terhadap kejujuran demokrasi dan martabat rakyat.
Masyarakat Maiyah tidak pernah meletakkan dirinya di wilayah perebutan kekuasaan politik atau segala jenis resolusi rendah keduniaan yang bersifat “asfala safilin” bagi derajat tinggi kemanusiaan. Tetapi semua warga Maiyah turut berhutang kepada Allah Swt kalau tidak mempedulikan kadar darurat kedhaliman nasional yang sangat berpotensi menyebabkan perang saudara atau konflik horisontal yang menghancurkan kehidupan bangsa Indonesia dan mempergelap masa depan bersama.
Oleh karena itu, di luar semua kegiatan dan perjuangannya sebagai warganegara Indonesia, Masyarakat Maiyah berhimpun di lingkaran masing-masing untuk khushushan memohon kepada Allah agar melindungi dan menyelamatkan bangsa Indonesia dari kedhaliman dan penghinaan yang sedang berlangsung secara sangat kejam, bodoh dan jahiliyah. Permohonan Maiyah kepada Allah ini tidak membatasi pada siapapun pelaku kedhaliman itu.
Dilakukan minimal sekali sebelum akhir April dan awal Mei 2019, syukur diulang sejumlah kali pada 1-2 minggu berikutnya. Dengan mengalfatihahi Rasulullah Saw dan semua jalur pelaku hikmah, kemudian Shalawat Nabi, berikutnya semua Jamaah Maiyah mewiridkan “La ilaha illallah Muhammadur-Rasulullah” sepanjang pembacaan Doa Tahlukah dan Hizib Nashr oleh seorang atau beberapa bergantian. Diakhiri dengan Ayat Kursi dengan “wala ya`uduhu hifdhuhuma” diulang 9 kali dan doa Ikhtitam.
Hal-hal teknis dikonfirmasikan ke Progress dan atau Koordinator Simpul Maiyah.
Mbah Nun
(atas desakan Bu Nyai Novia)
21 April 2019
Doa Tahlukah: https://bit.ly/2ItRQi0
Hizib Nashr: https://bit.ly/2Va2XTr