46
99 Untuk Tuhanku, 1983
Tuhanku
karena cintaku pada-Mu
sering tak tega aku melihat nasib-Mu
di bumiku.
Engkau tertawa, Bukan?
Engkau Maha-Agung yang tak perlu
dibela, tapi demikianlah kata hatiku,
yang betapa pun ia sekadar
debu, namun sangat mendambakan-Mu.
Tuhanku
ingin kuambil bumi ini
kulemparkan ke matahari
agar pecah dan musnah
agar Kau ciptakan lagi
kehidupan yang damai.
Tuhanku
Engkau tertawa, bukan?
itu wewenang-Mu
itu pula misteri yang kutunggu.