CakNun.com

Muhammadiyah dan NU Sinau Bareng

Laporan Singkat Sinau Bareng di Stadion Urang Jaya Merden, Banjarnegara 10 Mei 2018

Sinau Bareng malam ini digelar oleh Pemuda Muhammadiyah Merden Purwanegara Banjarnegara, dan dalam penyelenggaraan ini rekan-rekan Anshor NU dilibatkan penuh. Maka, di antaranya satuan Kokam dan Banser pun tampak menjadi pemandangan di depan mata. Mereka bahu-membahu melancarkan terselenggarakannya Sinau Bareng ini.

Di lorong menuju pintu masuk stadion, barisan Kokam dan Banser itu berjajar selang-seling siap mengawal Mbah Nun menuju panggung. Sementara di ruang transit, beberapa dari Kokam dan Banser berdiri bersama di kanan kiri Mbah Nun dan berfoto bersama.

Suasana ukhuwah memang terasa sekali. Dan memang Merden dari dulunya ya begini, guyub, penuh persaudaraan. Meski begitu, Mas Sigit, ketua Pemuda Muhammadiyah Merden, saat menyambut kedatangan para jamaah yang berduyun-duyun dari desa ini maupun sekitarnya perlu sedikit menyampaikan kepada seluruh hadirin bahwa Kokam dan Banser bersatu untuk terselenggaranya Sinau Bareng. Salah satu harapannya adalah apabila antar anggota Kokam dan Banser ada yang belum kenal bisa segera saling mengenal.

Selain itu, Mas Sigit mengungkapkan pula bahwa Sinau Bareng ini akhirnya terwujud setelah delapan tahun lalu teman-teman Pemuda Muhammadiyah Merden memimpikannya. Suasana kebersamaan tentu juga terlihat  di panggung. Mbah Nun bareng-bareng ditemani perwakilan NU dan Muhammadiyah, juga para pemuka masyarakat: Camat, Lurah, juga Kapolsek. Tidak ketinggalan perwakilan Syarikat Islam, salah satu ormas yang cukup banyak anggotanya di Banjarnegara ini.

Belum lagi jamaah yang seluruhnya sudah berkumpul di tengah stadion ini. Sejak isya’, berbondong-bondong mereka datang. Ada yang jalan kaki. Ada yang motoran suami-istri sama anaknya. Ada pula ibu-ibu yang rame-rame naik mobil pick up terbuka. Antusiasme mereka sangat tinggi untuk menghadiri Sinau Bareng ini. Anak-anak remaja dan muda sudah tak perlu kami katakan lagi adalah segmen utama bagi Sinau Bareng ini.

Untuk kesekian kalinya, Sinau Bareng menjadi wadah bagi masyarakat untuk berbarengan, berkebersamaan, bersaudara. Maka tak berlebihan dan bahkan perlu, Mbah Nun mengatakan, “Ini adalah contoh bagi Indonesia. Indonesia perlu belajar kepada  Merden”.

Dan senang menyaksikan kebersamaan ini, Mbah Nun merefresh ingatan akan sejumlah hal dasar tentang posisi NU dan Muhammadiyah dalam melaksanakan ajaran Islam. Salah satunya dengan maksud agar desa Merden ini tak bergeming kalau ada apa-apa yang berlangsung di Indonesia yang sifatnya memecah-belah. (hm)

Lainnya