Para leluhur masa silam menitipkan “Pisang” dan “Kitab”. Para pewaris zaman tidak mampu memahami kemerdekaan untuk mengolah Pisang agar menjadi berkah bersama. Para pelaku peradaban juga kehilangan kejujuran hati dan kesungguhan berpikir sehingga Kitab-kitab akhirnya menjadi sumber pertentangan. Pisang adalah dunia jasad, materialism, konsumsi dan kenyamanan keduniaan. Pisang mengalahkan rohani, nilai, energi dan cahaya keTuhanan. Bahkan Kitab di-Pisang-kan.
Lainnya

Mimpi Setiap Orang
Aku melihat mendadak di langit muncul makhluk aneh yang amat besar, membawa terompet yang juga amat besar ukurannya, mengumandangkan suara ke segala penjuru bahwa Tuhan telah menutup pintu-Nya!
·Dibaca 9 menit
Hutang-Hutang Kebudayaan
dari Masalah Idealisme dan Orientasi Kaum Muda
·Dibaca 12 menit

Tikungan Iblis (Bagian 1/5)
·Dibaca 14 menit

Revolusi Hulu-Hilir
·Dibaca 8 menit


Lalu Lintas Manthiq Keindahan Hidup Manusia
Pesan agar saya menulis dengan judul atau tema “Membebaskan dan Membawa Sastra Kemana Saja”, membuat saya merasa agak malu karena teringat pada tulisan saya di waktu saya masih muda dulu yang kemudian menjadi judul buku “Sastra Yang Membebaskan”....
·Dibaca 10 menit
Dimensi Keadilan dalam Perspektif Pembangunan Sosial Budaya
·Dibaca 10 menit

“M” FRUSTRASI
Setengah Abad Kemudian
·Dibaca 11 menit

Jagat Pasinaon dan Sarjana Kehidupan
·Dibaca 17 menit
