Manusia tidak bisa mengalahkan nasibnya sendiri, dan yang para pengabdi ilmu lakukan adalah membunuh nasib itu dengan ilmu, sehingga nasib menertawakannya selama keabadian. Manusia tidak bisa memastikan apa kabar dunia dan kehidupan lima manit mendatang, dan yang para pemikul ilmu lakukan adalah melakukan penekanan, pemaksaan, penyempitan dan temporalisasi atas apa yang mereka maksudkan dengan masa depan. Dengan pengorbanan mereka merelakan kemanusiaannya menjadi cacat, pincang, tidak berkelengkapan, sumbang, tidak seimbang dan tanpa keutuhan.
Lainnya

Jagat Pasinaon dan Sarjana Kehidupan
Manusia diberi kemerdekaan untuk mengikuti kemauannya sendiri. Di sekolahan-sekolahan, itu namanya Free Will. Hanya saja, demi keselamatan masa depannya, manusia jangan semau-maunya nuruti wudelnya sendiri saja. Jangan adigang adigung adiguna.
·Dibaca 17 menit
“M” FRUSTRASI
Setengah Abad Kemudian
·Dibaca 11 menit

Mimpi Setiap Orang
·Dibaca 9 menit

Lalu Lintas Manthiq Keindahan Hidup Manusia
·Dibaca 10 menit


Alamat Hidup Kita Bukan di “Kesementaraan”
Inovasi atau tajdid, yang merupakan ujung setiap tahap perjuangan ijtihad, sebenarnya bukanlah benar-benar menemukan kebaruan atau menemukan adanya sesuatu yang semula tidak ada....
·Dibaca 4 menit
Hutang-Hutang Kebudayaan
dari Masalah Idealisme dan Orientasi Kaum Muda
·Dibaca 12 menit

Manifestasi Keajaiban
·Dibaca 11 menit

Revolusi Hulu-Hilir
·Dibaca 8 menit
