CakNun.com

Syahrul Huzni

(Bulan Duka)
Emha Ainun Nadjib
Waktu baca ± 1 menit

Aku terkurung di tengah kayu pintu yang tertutup. Pintu itu terkunci, gerbangnya tergembok.

Siapa yang mengunci pintu? Kewajaran. Siapa yang menggembok gerbang? Keharusan.

La haula wala quwwata illa billah al-‘Aliy al-‘Adhim. Sedangkan yang ada padaku hanya ketakberdayaan.

Terkadang aku harus melumpuhkan diri dengan melakukan hal-hal yang seharusnya tidak kulakukan, atau tidak melakukan hal-hal yang semestinya kulakukan.

Di saat lain aku memasuki ranjau dengan membuka sesuatu yang seharusnya tak kubuka, atau tidak menguakkan sesuatu yang semestinya kukuakkan.

Pintu gerbang keluar menuju Indonesia habis semua kuncinya tanpa ada yang bisa dipakai untuk membukanya.

Pintu gerbang masuk ke dalam kebun dan rumahku sendiri ketelingsut di bawah ribuan kaki-kaki yang berjejal, riuh rendah, gaduh oleh jutaan kata dan kalimat yang tak bersambung satu sama lain.

Daur wajib kuhentikan putarannya sampai hari yang kunantikan. Tinggal setetes demi setetes air liurku sendiri. Menemani detak-detik jantungku sendiri, menapaki ketakjubanku kepada rahasia-Nya janji-Nya:

Wa nuridu an namunna ‘alalladzina istudl’ifu fil ardli wa naj’aluhum aimmah wa naj’aluhumul waritsin.

Ya Allah Ya Hayyu ya Qoyyum, Ya Habib ya Syafi’, jangan biarkan kaki kami menapak di jalan yang tidak menuju ridla-Mu.

Aku sedih dan berputus asa pada Indonesia dan kebunku sendiri. Tetapi aku gembira dan bergairah oleh rahmat dan pertolongan-Mu.

EAN
Subuh 20 Oktober 2017.

Lainnya

La Muzzammil Illa Muzzammil

La Muzzammil Illa Muzzammil

Kiai Muzzammil diangkat oleh Allah dari kerendahan ke ketinggian. Dipindahkan oleh Allah dari tempat yang dikuasai oleh kegelapan ke tempat yang dipenuhi cahaya-Nya.

Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib

Topik