Muhammad senantiasa hadir kembali. Muhammad senantiasa lahir dan lahir kembali: memunculkan “diri”-nya dalam setiap konteks pemikiran, manifestasi peradaban dan kebudayan, serta dalam setiap produk dan ungkapan kemajuan. Muhammad tidak pernah mati, kecuali darah daging dan tulang belulangnya yang telah manunggal dengan tanah. Badan Muhammad telah bertauhid dengan hakikatnya, yakni tanah itu. Muhammad yang hidup sekarang bukan lagi jasmani itu, karena telah ditransformasikan ke dalam wujud-wujud yang lebih lembut dan hakiki. Setiap transformasi selalu berlangsung dengan pengurangan, penambahan, perubahan, dan pergeseran. Darah daging Muhammad tidak terbawa sampai kepada kita sekarang, apalagi ke negeri Allah yang hakiki kelak.
Lainnya

Jagat Pasinaon dan Sarjana Kehidupan
Manusia diberi kemerdekaan untuk mengikuti kemauannya sendiri. Di sekolahan-sekolahan, itu namanya Free Will. Hanya saja, demi keselamatan masa depannya, manusia jangan semau-maunya nuruti wudelnya sendiri saja. Jangan adigang adigung adiguna.
·Dibaca 17 menit
Tikungan Iblis (Bagian 1/5)
·Dibaca 14 menit

Hidup Adalah Alif Lam Mim
·Dibaca 5 menit

Hutang-Hutang Kebudayaan
dari Masalah Idealisme dan Orientasi Kaum Muda
·Dibaca 12 menit


KiaiKanjeng dan Saya Adalah Barang Riba
Salah satu yang membuat teman-teman KiaiKanjeng bergembira bahkan berbahagia adalah kalau pentas mereka atau forum Maiyahan dihadiri oleh orang yang khalayak menyebutnya sebagai “orang gila”.
·Dibaca 6 menit
Idulfitri: “Sungkem” ke Pangkuan “Ibu Quran”
·Dibaca 9 menit

Manifestasi Keajaiban
·Dibaca 11 menit

“M” FRUSTRASI
Setengah Abad Kemudian
·Dibaca 11 menit
