CakNun.com

Cerpenis Achmad Munif Meninggal Dunia

Mengantar almarhum Cak Munif ke pemakaman.

Achmad Munif atau Cak Nun biasa memanggilnya Cak Munif adalah seorang cerpenis senior yang berasal dari Kabuh, Jombang dipanggil Allah Swt tadi malam pukul 19.35 wib.

Siang tadi selepas shalat Jumat jenazah dimakamkan di Condongcatur, tidak jauh dari kediaman beliau. Cak Nun dengan ditemani Iman Budhi Santosa dan Mustofa W. Hasyim dari Sabana hadir ikut menyolatkan jenazah di Masjid Muhajirin Condongcatur dan mengantarkan jenazah hingga pemakaman.

Sejak bertemu kembali dengan almarhum setelah sekian lama pada saat acara Peluncuran Antologi Esai Sastra di Balai Bahasa Yogyakarta September lalu, Cak Nun menyambung silaturahmi dan persaudaraan yang awet dengan almarhum, seperti yang telah terjalin dengan para sastrawan senior Yogyakarta dalam suatu paseduluran.

Iman Budhi Santosa memiliki kesan yang mendalam tentang almarhum, “Achmad Munif adalah generasi pertama PSK Malioboro. Orang yang hidupnya lurus, tertib, etos menulisnya tinggi. Puluhan karya prosa telah diciptakannya”.

Foto: Jamal
Lokasi: Condongcatur, Yogykarta - 31 maret 2017

Lainnya

Gambang Syafaat Mandiri Sinau

Gambang Syafaat Mandiri Sinau

Malam ini teman-teman kita di Semarang sedang melingkar di Masjid Baiturrahman Simpang Lima Semarang untuk menikmati rutin majelis ilmu Gambang Syafaat edisi 25 Agustus 2019.

Sinau Laku Hidup Secara Malaikat

Sinau Laku Hidup Secara Malaikat

Urip Malaikatan dipilih menjadi dua kata yang melatarbelakangi Sinau Bareng malam ini di Majelis Masyarakat Maiyah Bangbang Wetan. Tema yang cukup unik dan memantik kuriositas jamaah. Mas Dedi asal Pasuruan ini misalnya, setelah tadi malam sinau manajemen dunia akhirat di Padhangmbulan, malam ini dia kembali hadir di Surabaya untuk memenuhi kebutuhan akalnya akan rasa ingin tahu.

“Kayaknya pernah disinggung dulu, Mbak.” Begitu komentarnya, sama seperti yang diucapkan seorang jamaah putri di samping kanan saya.

Hanya saja, untuk apa dan bagaimana yang lebih jauh lagi, keduanya merasa masih perlu mendengarkan lagi uraian Mbah Nun.

Saat saya ngobrol dengan mereka, mereka sedang sama-sama menikmati suasana sinau bareng yang selalu dirindukan. Mereka bersiap sinau bersama jamaah yang lain untuk menangkap apa itu urip malaikatan.

Yang pasti, dalam pemahaman sementara mereka, urip malaikatan adalah tentang bagaimana menjalani hidup secara malaikat.

Bagaimana dan untuk apa meneladani malaikat, selengkapnya, mari sama-sama kita simak malam ini, di majelis ilmu yang menjadi penerang dari arah timur. BangbangWetan. (Hilwin Nisa’)