Kalau sekadar cita-cita menjadi presiden, pengusaha sukses, tokoh berprestasi, orang kaya dan yang semacam-macam itu, sangat mudah mencapainya. Apalagi di zaman sekarang ini, di mana siapa saja dianggap pantas menjadi apa saja. Di zaman di mana ukuran yang berlaku adalah kepentingan pihak yang berkuasa, yang menguasai modal dan perangkat-perangkat sejarah. Tetapi yang begitu-begitu itu namanya bukan cita-cita, melainkan ambisi. Jelasnya, ambisi pribadi.
Lainnya

Tikungan Iblis (Bagian 1/5)
Dulu kita bertanya kepada Tuhan: kenapa Engkau ciptakan manusia, yang toh pasti akan merusak bumi dan suka menumpahkan darah.
·Dibaca 14 menit
Jagat Pasinaon dan Sarjana Kehidupan
·Dibaca 17 menit

Andai Si Kaya Sudi Menunda Pesta
·Dibaca 8 menit

Mata Uang Maiyah
·Dibaca 6 menit


Dimensi Keadilan dalam Perspektif Pembangunan Sosial Budaya
Adil
Kata “adil” tidak bisa dijumpai dalam khasanah tradisi kebudayaan masyarakat kita, sekurang-kurangnya masyarakat Jawa tradisional yang “asli”; meskipun itu tidak otomatis berarti tak ada pula sebagai (fakta) nilai....
·Dibaca 10 menit
Tikungan Iblis (Bagian 5/5)
·Dibaca 13 menit

“M” FRUSTRASI
Setengah Abad Kemudian
·Dibaca 11 menit

Manifestasi Keajaiban
·Dibaca 11 menit
